Jakarta (ANTARA) -
Program rumah DP0 Rupiah disambut antusias oleh masyarakat DKI Jakarta dalam dua gelombang penyelenggaraan program pada Juli hingga Agustus 2019.
 
Pada tahap pertama, 28 Juli 2019, 1.790 dari total 2.359 pendaftar berdomisili sebagai warga Jakarta dinyatakan lolos seleksi program DP0 Rupiah.
 
Karena antusiasme masyarakat masih tinggi, kata Gubernur DKI Jakarta 
Anies Baswedan, Selasa, Pemprov DKI kemudian membuka pendaftaran gelombang kedua pada 7 Agustus 2019 yang hingga saat ini masih terbuka bagi pendaftar.
 
Ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan rumah DP0 Rupiah di Nuansa Pondok Kelapa, Jakarta Timur, 780 unit telah selesai dibangun.
 
"Jadi program ini bukan sekadar menyediakan rumah hari ini. Bukan sekadar memberikan akses pembiayaan hari ini. Program ini adalah dalam jangka panjang, membereskan ketimpangan yang ada di DKI Jakarta ini,” kata Anies dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta.

Baca juga: Anies: Transportasi Jakarta banyak pengembangan
Baca juga: Anies Baswedan tanggapi istilah "gubernur rasa presiden"
 
Di lahan seluas 5.686 meter persegi, bangunan 21 lantai berdiri dengan tiga tipe. Pertama, tipe studio, berjumlah 240 unit dengan harga Rp184,8 juta hingga Rp195,5 juta.
 
Kedua, tipe satu kamar, berjumlah 180 unit dengan harga Rp210.760.000 hingga Rp213.400.000. Ketiga, tipe dua kamar, berjumlah 360 unit dengan harga Rp304.920.000 hingga Rp310.640.000.
 
Dengan program Solusi Rumah Warga (Samawa) ini, warga Jakarta menengah ke bawah bisa memiliki rumah yang cicilannya relatif terjangkau, tanpa harus membayar uang muka.
 
Hingga Oktober 2019, 78 kepala keluarga juga sudah melakukan akad Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB).
 
Sedangkan 64 kepala keluarga telah serah terima kunci dan siap menghuni rumah barunya.
 
Program DP0 Rupiah tidak hanya program penyediaan hunian secara fisik, tetapi juga menyediakan rumah terjangkau melalui skema pembiayaan.
Baca juga: Anies Baswedan berharap wakilnya segera dipilih DPRD
Baca juga: Anies bagikan tips bersepeda di Jakarta

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019