Lima (ANTARA) - Kelompok masyarakat adat di Ekuador, the Confederation of Indigenous Nationalities of Ecuador (Conaie) mengatakan pihaknya akan terus  menggelar unjuk rasa menentang kebijakan penghematan anggaran Presiden Lenin Moreno, meskipun pemerintah telah memberlakukan jam malam yang diawasi militer di Ibu Kota Quito.

Conaie mengatakan pada Sabtu kebijakan Presiden Moreno melibatkan militer guna mengendalikan unjuk rasa dapat mengganggu rencana pertemuan antara kelompok masyarakat adat itu dengan orang nomor satu di Ekuador.

Sebelumnya, Conaie berencana bertemu langsung dengan Presiden Moreno untuk membahas mengenai dekrit yang berisi pemotongan subsidi bahan bakar minyak di Ekuador.

Baca juga: Presiden Ekuador terapkan pembatasan jam malam

Conaie sendiri merupakan salah satu kelompok yang memimpin unjuk rasa terhadap kebijakan pemerintah Ekuador di Quito, tetapi pihak itu menentang aksi pengrusakan yang berlangsung di ibu kota negara pada Sabtu.

"Tidak ada dialog yang dapat dibuat apabila pemerintah tidak dapat menjamin keselamatan para pemuka masyarakat adat," kata Conaie dalam unggahannya di media sosial Twitter.

Walaupun demikian, Conaie akan terus berunjuk rasa guna mendesak Moreno agar mencabut dekrit presiden terkait pemotongan subsidi BBM.

Baca juga: Meksiko tawarkan perlindungan untuk oposisi Ekuador

"Demonstrasi akan digelar secara nasional [...] dan mendesak pemerintah menyediakan seluruh jaminan (keselamatan, keamanan, red) yang dibutuhkan," tambah Conaie.

Dalam pernyataan sikap itu, Conaie tidak menyebutkan waktu unjuk rasa akan digelar, termasuk kemungkinan rencana itu akan melanggar aturan jam malam dari pemerintah.

Moreno pun hingga hari ini belum menarik aturan jam malam di Quito.

Baca juga: Ekuador dipimpin Moreno akan bergabung dengan Aliansi Pasifik

Sumber: Reuters

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019