Depok (ANTARA) - Rektor Universitas Indonesia (UI) Muhammad Anis mengajak seluruh komponen bangsa untuk kembali bergandengan tangan, bersatu, bahu-membahu agar mempererat kerukunan bangsa dan negara, melalui persembahan puisi dan lagu.

"Akhir-akhir ini kita mendengar, bahkan menyaksikan berbagai peristiwa di tanah air yang cenderung memecah belah kita sebagai bangsa Indonesia," kata Anis dalam sambutannya pada acara Simfoni dan Puisi untuk Satu Indonesia yang digagas Universitas Indonesia (UI) di Taman Melingkar Perpustakaan UI, Kampus Depok, Senin.

Dikatakannya, sebagai warga Universitas Indonesia, perguruan tinggi yang menyandang nama bangsa dan negara Indonesia, merasa tergerak dan peduli dengan kondisi nasional akhir-akhir ini.

"Mari kita saling bergandengan tangan menjaga agar bangsa Indonesia tetap utuh, bersatu menuju negara yang kuat dan sejahtera," katanya.

Baca juga: UI keluarkan sikap terhadap kondisi bangsa

Baca juga: Penghargaan Subroto 2019 disabet gedung MRC FTUI


Dalam acara tersebut UI juga mengeluarkan sikap terkait kondisi bangsa Indonesia akhir-akhir ini karena adanya perbedaan pandangan dalam menyikapi persoalan bangsa.

"Tentunya UI prihatin dengan kondisi nasional saat ini," katanya.

Anis mengatakan UI menghargai setiap perbedaan pendapat untuk Indonesia yang lebih baik, dan mendukung langkah-langkah konstitusional, dialogis, dan konstruktif demi persatuan bangsa dalam menyelesaikan berbagai perbedaan pendapat.

"UI meminta semua pihak agar memperhatikan dampak sosial, ekonomi, politik, dan keagamaan dari berbagai kegiatan yang dapat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.

Selain itu, kata Anis, UI juga mengimbau semua pihak untuk lebih mengedepankan keutuhan NKRI dari pada kepentingan golongan atau kelompok, sesuai dengan cita-cita kemerdekaan RI yaitu menyejahterakan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.*

Baca juga: Polisi periksa 18 saksi kematian mahasiswa di Kendari

Baca juga: Enam polisi dibebas tugaskan terkait kematian mahasiswa Kendari

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019