Hong Kong (ANTARA) - Sistem kereta (metro) Hong Kong direncanakan tetap tutup pada Sabtu, kata operator kereta api, melumpuhkan transportasi di pusat keuangan Asia setelah malam yang kacau dan polisi menembak seorang remaja.

Sementara itu pengunjuk rasa pro-demokrasi membakar tempat-tempat usaha dan stasiun metro.

Protes hari Jumat (4/10) di seluruh kota yang diperintah China meletus beberapa jam setelah pemimpinnya yang dilawan, Carrie Lam, menyerukan kekuatan darurat era kolonial yang terakhir digunakan lebih dari 50 tahun lalu untuk melarang pemakaian masker, yang dikenakan para demonstran untuk menyembunyikan identitas mereka.

Demonstrasi yang semakin keras telah mengguncang kota itu selama empat bulan diawali dengan penentangan terhadap rancangan undang-undang yang diperkenalkan pada bulan April yang akan memungkinkan ekstradisi ke daratan China tetapi sejak itu melonjak menjadi gerakan pro-demokrasi yang lebih luas.

MTR Corp mengatakan jaringannya, yang membawa sekitar 5 juta penumpang setiap hari, akan tetap dibekukan, sementara pusat perbelanjaan dan supermarket juga ditutup, dalam sebuah pukulan baru bagi pengecer dan restoran di sebuah kota di tepi resesi.

"Karena kami tidak lagi dalam posisi untuk menyediakan layanan yang aman dan dapat diandalkan untuk penumpang dalam situasi ini, perusahaan tidak punya pilihan selain membuat keputusan untuk menangguhkan layanan pada seluruh jaringannya," katanya dalam sebuah pernyataan.

Para pemrotes telah membakar stasiun, serta kereta yang kosong, dan melukai dua staf, tambah MTR, yang dikenal karena mengoperasikan salah satu jaringan kereta api paling efisien di dunia.

Semua stasiun tutup pada Jumat malam, sehingga memaksa penumpang dan banyak orang berjalan pulang, situasi semakin memburuk saat kota memasuki liburan akhir pekan.

Demonstrasi lebih lanjut direncanakan di seluruh Hong Kong hingga Senin, yang merupakan hari libur umum, tetapi belum jelas bagaimana penutupan transportasi akan mempengaruhi mereka.

Baca juga: Mahathir tentang Lam: 'Saya rasa hal yang terbaik adalah mundur'

Lebih dari selusin pusat perbelanjaan, supermarket, dan cabang Bank of China (Hong Kong), Bank of East Asia, dan Industrial and Commercial Bank of China, yang telah menjadi sasaran para pengunjuk rasa, mereka mengatakan tidak akan buka pada Sabtu.

Carrie Lam, pemimpin Hong Kong yang didukung Beijing, mengatakan larangan pemakaian masker wajah yang mulai berlaku Sabtu diperintahkan oleh undang-undang darurat yang memungkinkan pihak berwenang untuk "membuat peraturan apa pun" dalam apa yang mereka anggap sebagai kepentingan publik.

Namun langkah itu membuat marah para pengunjuk rasa, yang turun ke jalan untuk melampiaskan kemarahan mereka, banyak yang memakai topeng yang menentang larangan itu. Tidak ada laporan segera penangkapan atas topeng.

Polisi mengatakan seorang petugas di Yuen Long, sebuah distrik di Wilayah Baru yang terpencil yang melihat bentrokan sengit pada bulan Juli, telah melepaskan tembakan untuk membela diri setelah seorang pemrotes melemparkan bom bensin ke arahnya, membuatnya terbakar.

Media mengatakan seorang bocah lelaki berusia 14 tahun telah tertembak dan Otoritas Rumah Sakit kota mengatakan kondisinya sekarang stabil, tetapi tidak memberikan rincian.

Sekitar 100 demonstran mengepung cabang Bank of China (Hong Kong) di distrik perbelanjaan mewah Causeway Bay, sementara di seberang pelabuhan di distrik Kowloon, pengunjuk rasa menghancurkan toko kaca di depan cabang China Life.

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa di distrik-distrik titik nyala seperti Causeway Bay, Sha Tin dan Wong Tai Sin, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pihak berwenang ketika protes tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah.

Pihak berwenang rumah sakit mengatakan 31 orang terluka dalam unjukrasa hari Jumat, dua di antaranya serius.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kondisi mata wartawati Indonesia tertembak di Hong Kong diobservasi

Baca juga: Di Hong Kong, pemrotes bidik tempat usaha China dan pro-Beijing

Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019