Uang yang terkumpul akan kita gunakan untuk memberangkatkan warga Tanah Datar yang ingin pulang kampung bagi yang mau, kalau mereka memilih bertahan akan diberikan berupa batuan modal usaha
Batusangkar, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, menggalang dana untuk membantu perantau Minang khususnya asal Tanah Datar yang menjadi korban kerusuhan Wamena, Papua beberapa waktu lalu.

"Kerusuhan yang terjadi di Wamena Papua mengakibatkan korban jiwa, luka-luka, pembakaran terhadap toko dan rumah penduduk yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Korban kerusuhan tersebut sebagiannya berasal dari Sumatera Barat, termasuk warga Tanah Datar," kata Kepala Dinas Sosial Tanah Datar Yuhardi di Batusangkar, Rabu.

Baca juga: Penggalangan dana untuk perantau Minang di Wamena jadi Rp3,1 Miliar

Ia mengatakan peristiwa tersebut membuat orang Sumatera Barat terluka dan merasa peduli atas peristiwa yang terjadi di Papua.

Bentuk kepedulian tersebut dalam hal ini pihaknya mengumpulkan dana di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah setempat, bekerja sama dengan provinsi untuk memulangkan warga Tanah Datar ke kampung asalnya.

Baca juga: Pengungsi Papua, Pemprov Banten siap jemput warganya

Ia mengatakan penggalangan dana itu dibuat melalui surat edaran dari Bupati agar dapat diinfokan ke seluruh jajaran ASN, termasuk guru dan kepala sekolah.

Sumbangan yang terkumpul diserahkan ke Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak setempat paling lambat 7 Oktober.

Baca juga: Pengungsi Wamena mulai terserang penyakit mialgia

"Uang yang terkumpul akan kita gunakan untuk memberangkatkan warga Tanah Datar yang ingin pulang kampung bagi yang mau, kalau mereka memilih bertahan akan diberikan berupa batuan modal usaha," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan data dari perantau, saat ini tercatat sebanyak delapan orang warga Tanah Datar masih berada di pengungsian di Koramil setempat di Wamena.

Mereka atas nama Rudi Kormas warga Talago Gunuang, Noveri Asman, Novita, Qia (2) Zio (8) (isteri dan anak Noveri), Sartoni, Rahmad warga Tanjung Barulak, Yose warga Sijangek.

Yose isterinya orang Makassar dan Sartoni isterinya orang Palopo. Saat ini mereka semuanya mengungsi di Koramil setempat.
 

Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019