Meskipun stok melimpah tapi penyerapan beras lokal tetap terus kami lakukan sesuai aturan dalam Instruksi Presiden
Kupang (ANTARA) - Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Eko Pranoto, menyatakan penyerapan beras dari petani lokal di provinsi tersebut sudah mencapai 2.674 ton hingga akhir September 2019.

"Beras lokal yang kami serap dari petani lokal bertambah sekitar 999 ton dari sebelumnya pada awal Agustus sekitar 1.675 ton," katanya di Kupang, Rabu.

Namun demikian penyerapan beras lokal dari petani di provinsi berbasiskan kepulauan itu baru mencapai 42 persen dari target penyerapan pada 2019 sebanyak 6.246 ton.

Eko mengatakan, pihaknya akan terus menggenjot pengadaan beras dari petani lokal terutama dari wilayah potensial seperti di Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores.

"Beras yang paling banyak kami serap sejauh ini dari Lembor, selain ada juga dari kabupaten lain seperti Ngada, Manggarai, Malaka, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao," katanya.

Eko memastikan penyerapan beras dari petani lokal terus dilakukan, meskipun stok beras yang dimiliki masih melimpah.

Dia menjelaskan, stok beras yang saat ini dimiliki pihaknya mencapai 43.000 ton sehingga bisa disalurkan untuk kebutuhan masyarakat setempat hingga lima bulan ke depan.

"Stok beras kami saat ini sangat melimpah di gudang-gudang Bulog yang menyebar di berbagai daerah di NTT karena itu kami diperintahkan untuk menggencarkan penjualan," katanya.

Ia menambahkan, stok beras melimpah setelah penyaluran untuk program Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) sudah ditiadakan dan diganti dengan Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT).

"Meskipun stok melimpah tapi penyerapan beras lokal tetap terus kami lakukan sesuai aturan dalam Instruksi Presiden," katanya.



Baca juga: Bulog NTT: Persediaan beras cukup hingga 3,5 bulan
Baca juga: Stok beras Bulog NTT melimpah setelah bansos rastra dihentikan
Baca juga: Stok beras Bulog NTT melimpah setelah bansos rastra dihentikan

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019