Palembang (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Palembang meliburkan kegiatan sekolah mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini hingga Sekolah Menengah Pertama selama tiga hari mulai Senin pagi karena kabut asap telah menurunkan kualitas udara sampai ke tingkat berbahaya bagi kesehatan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto mengatakan bahwa menurut hasil survei kabut asap yang meliputi kota semakin pekat dan masuk hingga ke ruang-ruang kelas di sekolah.

"Kami juga sudah menghubungi sejumlah OPD dan lembaga untuk memastikan asap di sejumlah sekolah lain, sementara ini sekolah diliburkan sampai tiga hari ke depan," kata Ahmad Zulinto.

Sebelumnya dinas mengundur jam masuk sekolah hingga pukul 10.00 WIB guna menghindarkan anak dari paparan kabut asap kebakaran hutan dan lahan. Namun menurut Ahmad skema itu tidak efektif lagi. 

​​​"Untuk para guru tetap mengabsen pada pukul 10.00 WIB, sekolah swasta yang terlanjur masuk kami harap agar pulangnya lebih cepat dan besok silakan diliburkan siswanya," katanya.

Ia mengatakan, kalau tiga hari ke depan kualitas udara masih berada di level membahayakan kesehatan maka pemerintah akan memperpanjang libur sekolah dan meminta sekolah memberikan tugas rumah kepada siswa selama libur.
 
Sejumlah siswa bersiap pulang usai mendapat pengumuman sekolah diliburkan, di SD Negeri 130 Palembang, Sumsel, Senin (23/9/2019). Memburuknya kondisi udara akibat kabut asap membuat Dinas Pendidikan setempat mengeluarkan edaran untuk meliburkan sekolah hingga hari Kamis atau hingga kondisi udara membaik. ANTARA FOTO/Feny Selly/ama.


Menurut data konsentrasi partikulat (PM10), partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron, yang disiarkan di laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Senin kualitas udara di Kota Palembang dalam kategori antara sangat tidak sehat hingga berbahaya dengan konsentrasi PM10 melampaui nilai ambang batas 150 µgram/m3.

Data BMKG menunjukkan konsentrasi PM10 di Kota Palembang terus bergerak naik dari kisaran sangat tidak sehat 256,53 µgram/m3 pukul 00.00 dan 348,66 µgram/m3 pada pukul 01.00 menjadi 587,36 µgram/m3 (berbahaya) pada pukul 06.00.

Konsentrasi PM10 terus naik hingga mencapai 632,06 µgram/m3 pada pukul 07.00 sebelum kemudian secara bertahap turun sampai kembali ke tingkat 294,27 µgram/m3 (sangat tidak sehat) pada pukul 11.00.

Sedangkan berdasarkan data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dengan parameter PM2.5, hingga pukul 10.00 kualitas udara Kota Palembang tergolong sangat tidak sehat dengan ISPU berada pada angka 215 dan konsentrasi PM2.5 165,1 µgram/m3.

Kualitas udara Kota Palembang menurun akibat asap kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Bambang Beny Setiaji mengatakan asap yang meliputi Kota Palembang kemungkinan besar berasal dari kebakaran hutan dan lahan di wilayah timur-selatan Kota Palembang.

"Wilayah yang berkontribusi mengirim asap yakni Pampangan, Pedamaran, Tulung Selapan, Cengal, Pemulutan, Cempaka dan Semendawai Suku I," ujar Beny.

Baca juga:
Dampak kabut asap, KSOP Palembang berlakukan ganjil-genap pelayaran
Kabut asap sebabkan 18 jadwal penerbangan tertunda di Palembang

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019