Jambi (ANTARA) - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Desa Puding dan Pulau Mentaro, Kabupaten Muarojambi semakin pekat hingga suasana di desa tersebut seperti waktu senja menjelang malam.

Pantauan Antara, di lokasi Desa Puding dan Mentaro, Sabtu, karhutla yang terjadi di Desa Puding dan Mentaro, Kecamatan Kumpeh Ilir, Kabupaten Muarojambi tepatnya kawasan areal lahan PT Bara Eka Prima (BEP) dan PT Pesona Belantara Persada (PBP) mengakibatkan kabut asap terparah.

Eko, warga setempat mengatakan, suasana siang hari di desa tersebut saat ini sudah tampak seperti malam yang gelap akibat kabut asap yang makin pekat.

Baca juga: Asap makin pekat, Batanghari Jambi tambah libur sekolah

Menurutnya kebakaran yang terjadi di sana membuat langit menjadi gelap gulita dan apalagi untuk masuk ke jalan menuju lahan yang terbakatmr wilayah PT Bep dan PT Pesona sudah seperti malam hari dan kendaraan yang melintas harus menghidupkan lampu.

Warga membenarkan kebakaran itu terjadi kawasan perusahaan.

Sumber lainnya mengatakan kondisi angin yang kuat membuat hembusan api semakin membesar dan semakin gelap.

"Tiupan angin memang kencang disertai suara gemuruh api yang membakar lahan yang berjarak dua kilometer lagi dari permukiman warga setempat," kata Eko.

Baca juga: Kabut asap makin pekat, kualitas udara di Riau sudah berbahaya

Asap yang makin pekat juga membuat  minimnya aktivitas warga di dua desa tersebut  dan warga lebih banyak berdiam di dalam rumah. Warga juga  menghidupkan lampu rumah karena suasana gelap seperti malam hari.

Saat ini juga tim satgas karhutla Jambi dibantu pasukan TNI dan Brimob Polda Jambi masih terus berupaya memadamkan api di lahan milik perusahaan dibantu petugas dari perusahaan.

Saat ini ada 100 prajurit TNI dari Yonif 144 Bengkulu yang diturunkan membantu pemadaman api karhutla di Muarojambi yang dibantu personil Brimob Polda Jambi.

Baca juga: Kabut asap makin pekat seluruh sekolah di Palangka Raya diliburkan
 

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019