Panel surya kami pasang untuk mushala, rencananya semua energi di pondok pesantren kami akan menggunakan energi bersih, energi terbarukan,
Jakarta (ANTARA) - Ratusan santri dari pondok pesantren mengikuti aksi "Jeda Untuk Iklim" untuk ikut mendorong pemerintah dan masyarakat guna melakukan aksi nyata mengekang perubahan iklim yang dampaknya terasa.

"Jeda Untuk Iklim" adalah aksi yang dilakukan mengikuti seruan remaja aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, untuk melakukan aksi iklim guna menyadarkan pemerintah dan masyarakat mengenai urgensi pengendalian perubahan iklim dan dampaknya.

"Di Cirebon terasa sekali perubahan iklim. Sekarang biasanya kan musim hujan tapi sampai saat ini masih panas sekali. Iklimnya berubah terus, tidak kondusif," kata Ahmad Rifqi Mubarok, santri Pondok Pesantren Attarbiyatul Wathonitah (PATWA) Mertapada Cirebon, dalam aksi "Jeda Untuk Iklim" di Taman Aspirasi, Monas, Jakarta Pusat, Jumat.

Rifqi datang bersama 96 temannya dan tiga guru yang datang menggunakan bus dari Cirebon. Mereka berangkat dari pagi dan rencananya akan pulang pada malam setelah berkeliling Jakarta.

Menurut dia kerusakan lingkungan merupakan isu yang sangat dekat dengan hatinya karena posisi pesantren yang berdekatan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon.

Dampaknya, menurut dia, ada beberapa orang yang sakit karena udara yang tidak mengenakkan.

Hal yang sama disampaikan oleh A. Syatori, pengurus PATWA Mertapada Cirebon yang datang bersama murid-muridnya dari Cirebon.

Menurut dia, kesadaran akan perubahan iklim harusnya menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat pada umumnya dan mengutamakan pengembangan energi terbarukan.

Pesantrennya sendiri sudah berusaha untuk melestarikan lingkungan dengan menggunakan panel surya sebagai sumber energi.

"Panel surya kami pasang untuk mushala, rencananya semua energi di pondok pesantren kami akan menggunakan energi bersih, energi terbarukan," kata Syatori dalam acara tersebut.

Dalam aksi "Jeda Untuk Iklim" ratusan orang lainnya berarak dari Taman Cut Meutia menuju Balai Kota Jakarta hingga Taman Aspirasi yang berada di seberang Istana Negara.

Selain di Jakarta, aksi iklim dilakukan di 18 kota besar lain di Indonesia seperti Aceh, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palu, dan Kupang.

Baca juga: Ponpes Salafiyah gunakan gas bumi untuk memasak kebutuhan santri

Baca juga: Untuk sanitasi pesantren, Tangerang salurkan dana Rp20 miliar

Baca juga: Mainan tenaga surya dorong anak-anak kenal energi bersih

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019