soal kapal-kapal wisata ini seperti yang saya katakan 'indah kabar dari pada rupa'
Kupang (ANTARA) - Bupati Manggarai Barat (Mabar) Agustinus Ch Dula mengatakan kehadiran kapal-kapal wisata di daerahnya yang terkenal memiliki Taman Nasional Komodo, belum memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD).

“Setiap saat banyak kapal-kapal wisata datang ke Labuan Bajo namun sejauh ini kontribusinya terhadap pendapatan daerah tidak besar bahkan masih jauh dari harapan,” katanya dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Kupang, Jumat.

Dia mengatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), PAD dari sektor pariwisata Manggarai Barat mencapai Rp250 miliar.

Salah satu sumber pemasukan yang dinilai paling potensial, lanjutnya, yaitu dari kapal-kapal wisata yang saat ini ramai berdatangan di kawasan Taman Nasional Komodo maupun parkir di Labuan Bajo.

Baca juga: Presiden ingin jadikan pariwisata Manggarai Barat bagus

Namun hingga saat ini pendapatan daerah dari sektor pariwisata termasuk dari kapal-kapal wisata belum menyentuh hingga Rp200 miliar bahkan masih jauh dari yang diharapkan.

“Jadi soal kapal-kapal wisata ini seperti yang saya katakan 'indah kabar dari pada rupa', karena kontribusinya bagi PAD masih sangat kurang,” katanya.

Baca juga: Asita: sudah saatnya Manggarai Barat dilengkapi polisi pariwisata

Ia telah meminta berbagai instansi terkait agar melakukan pendataan kembali kapal-kapal wisata secara menyeluruh.

“Karena bicara tentang PAD dari kapal-kapal harus berdasarkan data, persoalan kita belum punya data-data lengkap dan jelas,” katanya.

Bupati Agustinus juga meminta agar sistem pelayanan satu pintu berbasis aplikasi untuk melayani kunjungan wisatawan agar segera diterapkan.

“Sistem aplikasi ini agar kapal-kapal tidak seenaknya melakukan wisata bahari di Manggarai Barat dengan tidak tertib, tidak disiplin, dan munculnya kebocoran dalam hal pendapatan daerah,” katanya.

Baca juga: Presiden tinjau sejumlah destinasi wisata di Manggarai Barat

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019