Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan menjelang penyelenggaraan Musyawarah Nasional Golkar Desember 2019, peluang Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto untuk kembali memimpin Golkar semakin menguat.

Ace mengatakan, menguatnya peluang tersebut tercermin dari kecenderungan dukungan dari para DPD I dan II.

"Kalau kita cermati dinamikanya memang mengerucut pada dua nama yaitu Airlangga dan Bamsoet. Tetapi kecenderungan hari ini menguat ke Airlangga, yang tampak dari dukungan terbuka para pemilik suara DPD I dan II juga para tokoh senior partai," kata Ace di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Presiden Jokowi ingin pemilihan Ketum Golkar berlangsung demokratis

Ace menjelaskan selain dukungan nyata para pengurus DPD I dan II, dukungan untuk Airlangga juga menguat karena kontribusi nyata Golkar saat Pilpres lalu untuk memenangkan Jokowi-Maruf.

Selain itu dia mengatakan, sosok Airlangga sebagai seorang teknokrat dinilai akan banyak membantu kerja-kerja pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Jokowi-Maruf selama lima tahun ke depan.

"Beliau punya kapasitas sebagai seorang teknokrat yang dibutuhkan oleh Jokowi. Dan Golkar dalam hal ini adalah partai yang selalu ada bersama pemerintah mendukung program pembangunan nasional," kata dia.

Sedangkan terkait munculnya dinamika dan polarisasi kekuatan di tubuh Golkar dengan majunya Bambang Soesatyo, Ace menilai itu hal biasa di internal Golkar. Dia menekankan Golkar adalah partai yang demokratis.

Sementara itu politisi muda Partai Golkar Putri Anetta Komarudin menilai Ketua Umum Golkar ke depan sebaiknya adalah figur yang mampu membawa Golkar mampu menyesuaikan diri dengan tantangan zaman.

Dia menekankan gagasan yang sejalan dengan perkembangan revolusi industri 4.0 sangat penting untuk dimiliki ketua umum Golkar mendatang, sehingga partai Golkar bisa menjawab kebutuhan dan perkembangan zaman, termasuk mampu merangkul kehadiran generasi milenial yang menjadi bagian besar dari komposisi penduduk Indonesia saat ini.

"Kalau ditanya sosok seperti apa, menurut saya adalah sosok yang visioner, mampu membuat terobosan sesuai tantangan zaman, anak mudanya diberi ruang untuk berekspresi, gagasan perkembangan SDM unggul harus dikedepankan serta menjadikan partai Golkar terbuka untuk semua golongan dan berbasiskan meritokrasi," jelas Putri Anetta.

Dia mengatakan siapapun yang menjadi ketua umum Golkar ke depan, harus merupakan sosok yang memang pantas menjabat ketua umum, bukan berdasarkan faktor-faktor yang bersifat feodal.

Dia menilai dari dua figur calon yakni Airlangga dan Bamsoet, keduanya memiliki kapasitas pada bidangnya masing-masing.

"Airlangga tentu sangat berpengalaman dalam pengembangan SDM yang sesuai dengan perkembangan era revolusi industri saat ini. Warna Golkar sekarang juga lebih fresh artinya rebranding itu berhasil. Ruang berbasiskan meritokrasi itu juga kelihatan termasuk gagasan kekaryaan bersama masyarakat," kata dia.

Baca juga: Bamsoet dorong munas Golkar sebelum pelantikan Presiden Jokowi

Sementara Bamsoet, kata dia, juga memiliki peluang berkompetisi. Namun semuanya akan kembali kepada pemilik suara dalam Munas Golkar mendatang

"Tinggal bagaimana keduanya bersaing secara sehat dan demokratis karena semua untuk kepentingan Golkar," ujarnya.

Baca juga: Akbar Tanjung sepakat Munas Golkar digelar Desember 2019

Sementara itu secara terpisah, pengamat politik UI Ade Reza Haryadi menyatakan pertarungan kursi ketua umum di tubuh Golkar akan sangat bergantung pada dukungan dari faksi yang ada termasuk sesepuh Golkar.

"Faktor dukungan organisasi yang menjadi sumber kader Golkar seperti Soksi, Kosgoro, MKGR itu berpengaruh," kata dia.

Selain itu kata Reza, faktor personal kandidat juga akan sangat berpengaruh dalam Munas nanti.

​​​​​

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019