Penajam (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menyatakan belum ada laporan penderita infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA akibat terpapar kabut asap dari pusat-pusat pelayanan kesehatan di daerah itu.

"Belum ada ada pasien ISPA akibat udara yang tidak sehat karena kabut asap tercatat di rumah sakit maupun puskesmas," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Arnold Wayong ketika ditemui, Rabu.

Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara hingga saat ini masih diselimuti kabut asap, terutama pada malam hingga pagi hari disertai bau seperti bekas pembakaran.

Baca juga: Kabut Asap Kembali Selimuti Beberapa Bandara di Kaltim

Menjelang siang hari, kondisi udara mulai membaik kendati masih terlihat asap tipis menyelimuti wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara.

Masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara mengaku cukup terganggu dengan kondisi udara yang tidak sehat karena di daerah itu masih diselimuti kabut asap.

Namun menurut Arnold Wayong, hingga kini belum ada laporan dari pusat-pusat pelayanan kesehatan menangani penderita ISPA akibat paparan asap secara langsung.

"Tetapi permintaan masker untuk pencegahan penyakit ISPA dampak dari kabut asap sudah diajukan oleh puskesmas-puskesmas di empat kecamatan," ungkapnya.

Puluhan ribu masker lanjut Arnold Wayong, telah dibagikan di sekolah-sekolah dan kantor pemerintahan untuk mengantisipasi penyakit ISPA akibat kabut asap.

Dinas Kesehatan akan kembali memesan persediaan masker, untuk disalurkan ke setiap wilayah Benuo Taka (sebutan Kabupaten Penajam Paser Utara) yang kondisi udaranya terganggu akibat kabut asap.

"Kami terus melakukan pantauan kondisi udara di berbagai wilayah. Kami minta warga mengurangi kegiatan di luar rumah, jika ke luar rumah gunakan masker," ujar Arnold Wayong.

Masker tersebut berfungsi untuk mencegah partikel-partikel beracun dari asap terhirup langsung dan masuk ke dalam tubuh.

Baca juga: Keberangkatan peserta FLS2N Kalbar tak terpengaruh kabut asap
Baca juga: Rekayasa hujan buatan di Kalteng tunggu awan cumulus

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019