Timika (ANTARA) - Pesawat Twin Otter DHC6 dengan nomor registrasi PKCDC milik PT Carpendiem yang hilang kontak dalam penerbangan Timika menuju Ilaga pada Rabu siang diketahui mengangkut beras 1.700 kilogram milik Perum Bulog.

Ilham selaku perwakilan PT Carpendiem di Timika, Rabu mengatakan pesawat tersebut dicarter Bulog Timika untuk mengangkut beras program rastra ke Ilaga, Kabupaten Puncak.

"Pesawat ini dicarter oleh Bulog untuk angkut beras ke Ilaga," kata Ilham, Rabu.

Pesawat tersebut dikemudikan Pilot Dasep dengan Copilot Yudra dan mekanik Ujang membawa serta seorang penumpang yaitu Baharada Hadi.
Baca juga: Ini kronologi pesawat DHC 4A Turbo Caribou hilang kontak di Papua

Ilham menerangkan pesawat tersebut sempat terbang ke Ilaga dan Mulia pada pagi harinya.

Setelah kembali ke Timika, pesawat tersebut pada pukul 10.35 WIT kembali terbang ke Ilaga untuk mengangkut beras bulog dan seharusnya mendarat di Bandara Ilaga pada pukul 11.09 WIT.

"Kami menerima informasi dari kantor bahwa pesawat dinyatakan hilang kontak pada pukul 10.53 WIT atau sekitar 20 menit penerbangan dari Timika dan sekitar 10 menit tiba di Ilaga," jelas Ilham.

Pihak Carpendiem mendatangkan satu unit pesawat dari Nabire untuk membantu operasi pencarian pesawat yang hilang kontak tersebut.
Baca juga: Pencarian pesawat hilang di Papua dilanjutkan ke Gunung Menuk

Ilham mengatakan pesawat yang hilang kontak tersebut merupakan pesawat baru dan telah beroperasi di Timika kurang dari satu tahun.

Kepala Unit Pengelola Bandar Udara/UPBU Mozes Kilangin Timika, Ambar Suryoko mengatakan pihak Airnav Timika telah melaporkan insiden hilang kotaknya pesawat Twin Otter DHC6 PKCDC itu kepada Basarnas Timika dan Satuan Radar Timika.

Pada Rabu siang, Kantor SAR Timika mengerahkan sejumlah personelnya untuk membantu melakukan pencarian dari udara dimana lokasi hilangnya pesawat Twin Otter DHC6 PKCDC tersebut menggunakan sebuah pesawat jenis grand caravan dari Bandara Timika.
Baca juga: Pesawat Merpati Hilang Kontak di Papua
 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019