Jakarta (ANTARA) - Buku Duka Cita atas berpulangnya Prof. Dr. Ing Bacharuddin Jusuf Habibie yang dibuka sejak kemarin Senin, 16 September 2019 di KBRI Phnom Penh terus ditorehkan oleh para pejabat Pemerintah Kamboja, duta besar dan perwakilan kedutaan besar asing dan organisasi internasional di Kamboja hingga Selasa.

Menurut siaran pers KBRI Phnom Penh yang diterima Selasa, di antara yang hadir untuk menorehkan ungkapan duka cita sekaligus memberikan penghormatan terakhir kepada Habibie ialah beberapa pejabat tinggi Kemlu dan Kerja Sama Internasional Kamboja yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Sea Kosal, dubes negara sahabat seperti Amerika Serikat, Australia, Brunei, Jerman, Korea Selatan, Kuwait, Laos, Malaysia, Myanmar, India, Inggris, Rusia, Pakistan, Singapura, Timor-Leste, Thailand, Turki, Vietnam, Uni Eropa; serta perwakilan dari PBB dan Pasukan Khusus Tentara Kamboja 911.

Baca juga: Umat Islam Palestina di Gaza shalat gaib hormati BJ Habibie

"Mewakili Pemerintah Kerajaan Kamboja, saya ingin menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam kepada Pemerintah RI atas berpulangnya H.E. Prof. Dr. Ing Bacharuddin Jusuf Habibie, mantan Presiden Indonesia. Ini jelas kehilangan besar atas pemimpin besar Indonesia. Doa kami mengiringi kepada keluarga yang berduka," demikian ucapan simpati dari Wakil Menlu Sea Kosal, atas nama Pemerintah Kamboja.

"Presiden BJ Habibie akan dikenang sebagai seorang negarawan sejati dari Indonesia yang menjunjung tinggi kebebasan pers dan hak asasi manusia, berintegritas di tengah tekanan kekuasaan dan berani mengambil keputusan yang sulit… Selamat Jalan Bapak Presiden…’, demikian cuplikan tulisan dari Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes Australia di Kamboja.

Baca juga: Jerman berterima kasih kepada Habibie

"TuanHabibie adalah negarawan yang dihormati dengan pengaruh positif terus dirasakan, tidak hanya di Indonesia, tapi kawasan Asia. Warisannya, terutama di bidang demokrasi dan hukum akan selalu dikenang. Visi dan kepemimpinan beliau yang berani, tidak akan dilupakan," ungkap Kuasa Usaha Ad-Interim Kedubes Filipina untuk Kamboja.

‘Presiden Habibie adalah pemimpin kunci yang membawa Indonesia melewati Reformasi dan memainkan peran penting dalam merespon krisis keuangan Asia pada 1997, mengembangkan Batam, Bintan dan Karimun sebagai kawasan ekonomi khusus, serta membawa perkembangan ekonomi Indonesia dan meningkatkan kehidupan masyarakat," tulis perwakilan dari Kedubes Singapura di Kamboja.

Sementara itu Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng, mengucapkan terima kasih dan apresiasi tinggi atas perhatian, ucapan simpati dan doa tulus yang dipersembahkan oleh para sahabat dan kolega di Kamboja atas berpulangnya Presiden ke-3 Republik Indonesia, Bapak B.J. Habibie.

Baca juga: BJ Habibie sosok inspiratif di mata generasi muda

Ucapan dan doa tersebut menurut Sudirman sangat berarti dan mencerminkan jalinan persahabatan yang kuat, baik dalam suka maupun duka.

Prof. Habibie yang dikenal sebagai Bapak Demokrasi, Bapak Reformasi, Bapak Teknologi ini wafat pada Rabu, 11 September 2019, pukul 18.05 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta dan menghembuskan nafas terakhir pada usia 83 tahun, setelah dirawat secara intensif di RSPAD sejak 1 September 2019.

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019