Jadi, misalnya, satu berita media 'online' (daring) dibaca 20 ribu orang melalui Google, data detail 20 ribu itu dimiliki Google dan media 'online' tidak memiliki datanya
Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo menyoroti hubungan timpang antara media dan perusahaan platform dalam buku yang baru saja diluncurkan berjudul "Jagat Digital, Pembebasan dan Penguasaan".

Usai peluncuran buku di Jakarta, Selasa, Agus Sudibyo mengatakan terdapat sejumlah masalah dalam ketimpangan media dan platform, di antaranya penggunaan informasi milik media oleh perusahaan platform.

Selanjutnya, dalam bagi hasil yang seharusnya saling menguntungkan, tetapi sejauh ini perusahaan platform lebih diuntungkan.

Terakhir sekaligus paling penting adalah data perilaku pengguna platform tidak dibagikan kepada media, padahal informasi yang diakses pengguna adalah dari media.

"Jadi, misalnya, satu berita media online (daring) dibaca 20 ribu orang melalui Google, data detail 20 ribu itu dimiliki Google dan media online tidak memiliki datanya," tutur Agus Sudibyo.

Ia mengatakan belum terdapat regulasi yang menjamin hubungan media dan platform. Selain itu, pengetahuan publik dan pers dinilainya belum sampai pada persoalan itu.

"Jadu buku ini mendorong agar pemerintah mengeluarkan regulasi yang mendukung pers Indonesia. Media massa Indonesia agar tidak dirugikan oleh platform. Platform media sosial mau pun mesin pencari," ujar dia.

Dalam buku setebal 465 halaman itu, Agus Sudibyo memetakan masalah yang berkembang bersamaan dengan transformasi digital serta langkah yang perlu diambil pemerintah, DPR, komunitas media serta masyarakat untuk mengantisipasi integrasi Indonesia dalam ekosistem informasi global.

Langkah yang diusulkannya agar Indonesia dapat mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari transformasi digital.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019