Pekanbaru (ANTARA) - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengeluarkan pernyataan sikap yang intinya mengecam para pembakar hutan dan lahan yang mengakibatkan kabut asap pekat menyelimuti Provinsi RIau.

“Petani sawit Indonesia sepakat memusuhi pembakar lahan. Saya pribadi ada rasa malu sebagai seorang petani sawit, melihat anak-anak terpaksa pakai masker. Orang pasti nuduh yang bakar (lahan) petani sawit,” kata Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Medali Emas Manurung pada Musyawarah Luar Biasa DPD Apkasindo Riau, di Kota Pekanbaru, Senin.

 T013Baca juga: Koalisi masyarakat sipil minta pembatalan PK terkait karhutla

Dalam pertemuan tersebut, Gulat mengatakan seluruh petani sawit anggota Apkasindo sepakat bahwa membuka lahan dengan cara membakar adalah perbuatan jahat. Ia berharap penegak hukum menggandeng organisasi petani untuk berkolaborasi mengungkap kasus pembakaran hutan dan lahan.

“Kita sepakat petani harus menjaga jengkal demi jengkal lahan kita dari kebakaran. Kita tolak pembakaran lahan,” kata Gulat seraya mengklaim tidak ada anggota Apkasindo yang membakar hutan maupun lahan.

Sebagai salah satu solusi, lanjutnya, Apkasindo sudah membuat posko percepatan pelepasan lahan sawit di kawasan hutan agar ada inventarisasi lahan dan jelas siapa pemiliknya. Dengan adanya kepemilikan yang jelas maka penegak hukum akan lebih mudah untuk mengungkap pelaku pembakaran.

Baca juga: Warga Riau mengungsi ke Medan karena kabut asap

“Kalau sekarang ini banyak surat di bawah tangan, kalau kebakaran yang punya lahan tiarap semua,” katanya.

Ia menjelaskan, saat ini ada sekitar 2,4 juta hektare kebun kelapa sawit di Riau milik 512 ribu petani swadaya. Dari jumlah itu, sekitar 1,2 juta hektare berada di kawasan hutan seperti hutan produksi, hutan produksi terbatas (HPT), dan hutan produksi yang bisa dikonversi (HPK).

“Jumlah sawit milik petani swadaya di Riau lebih luas dari lahan milik perusahaan yang sekitar 1,6 juta hektare. Tapi dari Apkasindo kita tegas, tidak ada yang di hutan lindung maupun konservasi,” ujarnya.

Ia mengatakan tidak masuk akal apabila petani membakar lahannya yang sudah ditanami karena akan menimbulkan kerugian. Ia juga yakin tidak ada anggota Apkasindo yang melakukan pembukaan lahan dengan membakar.

“Petani kami nggak ada membakar, tak ada lagi yang nekad membakar, kecuali itu petani dibayar oleh seseorang supaya ribut dan agar dilepaskan lahannya dari kawasan hutan,” katanya.

Baca juga: KLHK segel 10 konsesi perusahaan diduga penyebab karhutla Riau

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019