Purwokerto (ANTARA) - Tanaman hortikultura sangat potensial untuk dikembangkan karena memiliki prospek yang cukup bagus dan hasil penjualan yang tinggi, kata akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Ponendi Hidayat.

"Pengembangan tanaman hortikultura sangat potensial karena hasil penjualannya yang cukup tinggi dengan biaya penanaman yang relatif cukup murah dan terjangkau," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.

Untuk itu, Ponendi Hidayat yang merupakan dosen Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman tersebut mendorong para petani yang ada di wilayah setempat untuk terus mengintensifkan budi daya tanaman hortikultura.

"Banyak komoditas hortikultura yang dapat dikembangkan, bisa berbentuk sayuran bisa juga buah-buahan seperti ketela, melon, mangga dan semangka. Selain itu juga bisa juga menanam cabai, bawang, tomat dan lain sebagainya, masih banyak jenis tanaman lainnya yang bisa dikembangkan," katanya.

Dia menilai, harga jual komoditas hortikultura di pasaran pada saat ini sangat menarik dan dapat memberikan pendapatan yang cukup tinggi bagi petani.

"Petani dapat memanfaatkan lahan yang ada untuk budi daya tanaman hortikultura" katanya.

Dia meyakini bahwa pengembangan tanaman hortikultura akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah setempat.

Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa budidaya pertanian yang baik adalah selalu mempertimbangkan musim.

"Musim itu memengaruhi banyak hal mulai dari risiko gagal panen hingga keterkaitan dengan siklus hama dan penyakit tanaman," katanya.

Sementara itu, dia juga mengingatkan agar pemerintah daerah terus meningkatkan sosialisasi kepada seluruh petani mengenai manfaat dan potensi budi daya hortikultura.

"Sosialisasi kepada petani harus dilakukan secara terus menerus agar mereka terdorong untuk mengembangkan tanaman hortikultura," katanya.

Baca juga: Kementan dorong produktivitas tanaman hortikultura
Baca juga: Produksi jagung 1,7 juta ton menjadi target Sumatera Utara


Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019