Sampit (ANTARA) - Aktivitas penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah hingga Senin siang terganggu akibat asap pekat yang masih menutup kawasan itu dan mengganggu jarak pandang.

"Pagi tadi sampai sekarang belum ada yang mendarat. Tadi jarak pandang masih 1.200 meter, sedangkan minimal 2.200 meter," kata Kepala Bandara Haji Asan Sampit Havandi Gusli usai menghadiri rapat penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kantor Bupati Kotawaringin Timur di Sampit, Senin.

Kabut asap yang sangat pekat sangat mengganggu penerbangan di Sampit. Pekatnya asap pada Minggu (15/9) membuat semua penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit dibatalkan.

Baca juga: Kaltara korban asap kiriman dari karhutla 4 provinsi di Kalimantan

Jarak pandang pada Minggu pagi hingga sore hanya berkisar 400 sampai 500 meter. Dampaknya, lima jadwal penerbangan di bandara itu dibatalkan oleh pihak maskapai dari daerah keberangkatan.

Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit, jarak pandang pada Senin pukul 07.00 WIB hanya 200 meter. Jarak pandang membaik menjadi 2.500 meter pada pukul 09.00 WIB, namun jarak pandang kembali menurun menjadi 800 meter pada pukul 12.00 WIB.

"Kami berharap jarak pandang membaik sehingga pesawat bisa mendarat," harap Havandi.

Baca juga: Kabut asap ganggu penerbangan di bandara Kapuas Hulu

Bupati Kotawaringin Timur H Supian Hadi mengatakan, kebakaran lahan dan asap sudah sangat mengganggu hampir semua sektor di Kotawaringin Timur. Dampak asap sudah sangat mengganggu masyarakat.

"Pagi-pagi saya ke pasar pukul 07.00 WIB, masih sepi padahal biasanya sudah ramai aktivitas. Ini tentu berdampak terhadap omset dan perputaran uang. Pesawat tidak bisa mendarat juga membawa dampak sangat besar terhadap aktivitas masyarakat dan perekonomian daerah. Sekolah juga diliburkan dan penyakit ISPA meningkat," kata Supian.

Supian juga memantau kondisi kebakaran lahan di sekitar Bandara Haji Asan Sampit. Dia memerintahkan agar kawasan bandara menjadi perhatian bersama dengan segera memadamkan jika terjadi kebakaran lahan.

"Kami juga meminta masyarakat peduli membantu pemerintah mencegah dan memadamkan kebakaran lahan. Masyarakat juga menggunakan masker agar tidak terserang penyakit akibat asap," ujarnya.

Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019