"Masyarakat sekarang tidak ingin repot untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, mereka lebih suka menggunaķan transportasi publik seperti bus, kereta komuter, atau MRT," kata Sicilia.
Jakarta (ANTARA) - Direktur PT Pikko Land Development Tbk Sicilia Alexander mengatakan sejauh ini warga di Jabodetabek lebih suka mencari hunian yang memiliki akses transportasi publik.

"Masyarakat sekarang tidak ingin repot untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, mereka lebih suka menggunaķan transportasi publik seperti bus, kereta komuter, atau MRT," kata Sicilia, di Jakarta, Minggu.

Sicilia mencontohkan hunian yang dikembangkan Pikko di pertigaan Pekayon Kota Bekasi dekat dengan akses transportasi publik seperti kereta komuter, LRT rute Cibubur-Cawang-Semanggi-Grogol-Bekasi, Tol Becakayu dan Tol JORR.

"Ini yang membuat unit apartemen di tempat kami cepat terjual. Saat ini sudah sekitar 80 persen yang membeli di kawasan kami," kata Sicilia.
Baca juga: Pengembang nilai pasar hunian di Jakarta dan sekitar prospektif

Sicilia mengatakan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di kawasan ini Thamrin District tidak hanya dikembangkan sebagai hunian saja, tetapi juga mixed use dalam artian di dalamnya terdapat pusat kuliner dan komersial.

"Artinya aktivitas bisnis maupun kebutuhan sehari-hari dapat dilakukan di area komersial Thamrin District tanpa harus meninggalkan kenyamanan suasana rumah mereka," ujarnya.
Baca juga: Sarana Jaya promosikan empat hunian di Jabodetabek

Menurut Sicilia faktor harga dan kepastian serah terima juga menjadi nilai tambah, sehingga penjualan hunian bisa mencapai 80 persen dalam waktu yang tidak lama.

"Kami berikan jaminan serah terima unit pada Oktober 2020, sedangkan untuk harganya masih terjangkau untuk di kawasan itu mulai Rp400 juta untuk tipe studio," ujar Sicilia.

Pembeli juga mendapat laporan terkait progres pembangunan hunian yang dibelinya sampai dengan saat ini sudah dirampungkan pekerjaan atap bangunan, sehingga untuk mengejar target tidak akan mengalami kesulitan, katanya pula.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019