Jambi (ANTARA) - Alat ILS Cat-1 di Bandara Sultan Thaha Saipuddin Jambi memiliki kapasitas membantu pendaratan dengan minimal jarak pandang sampai dengan 800 meter sehinga cukup membantu mengurangi dampak kabut asap terhadap lalu lintas penerbangan.

"Tidak ada alat bantu tambahan untuk itu, alat bantu pendaratan kita ILS Cat-1 bisa membantu pendaratan dengan minimal visibility sampai dengan 800 meter," kata Ekskutif General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Sultan Thaha Jambi, Mohamad Hendra Irawan di Jambi, Jumat.

Terkait kabut asap yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir di langit Jambi, menurut dia ada pengaruhnya namun belum signifikan.

Baca juga: BPBD sebut kualitas udara Dumai saat ini berbahaya

Ia menegaskan pesawat di bandara itu masih bisa lepas landas dan mendarat seperti biasa dan tidak mempengaruhi perjalanan penerbangan.

"Kabut asap mengganggu memang iya, tapi belum signifikan gangguannya, pesawat hingga saat ini masih bisa take off dan landing," kata Hendra Irawan.

Sementara itu kabut asap di Kota Jambi dalam dua pekan terakhir intensitasnya terus meningkat. Pemkot Jambi bahkan sampai meliburkan siswa untuk kelas I hingga kelas III dalam dua pekan terakhir ini.

Pemerintah kota itu juga memantau kualitas udara setiap waktu untuk kemudian menjadi dasar rekomendasi untuk warganya.

Baca juga: Kebakaran Hutan - Dicek, helikopter "water boombing" mendarat darurat

Fenomena sama juga terjadi di sejumlah kabupaten dan kota lainnya di Jambi antara lain di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Batanghari, Tebo dan lainnya.

Kebakaran lahan yang terjadi tak hanya di kawasan hutan perkebunan namun juga di lahan milik masyarakat, bahkan merembet ke kawasan hutan lindung. Salah satunya di Kabupaten Batanghari, kebakaran lahan juga terjadi di taman hutan rakyat Sultan Thaha Saiffudin di sana.

 

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019