Jakarta (ANTARA) - Jepang tampilkan secuplik kehidupan dan kebudayaan masyarakatnya melalui pameran keliling berjudul "Japanese Design Today 100" yang berlangsung di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, pada 14–29 September 2019.

"Banyak hal yang bisa dibahas bersama untuk mengenalkan kebudayaan masing-masing. Itulah mengapa Japan Foundation membuat pameran keliling itu," kata Tsukamoto Norihisa, Direktur Jenderal Japan Foundation Jakarta, pada pembukaan pameran di Jakarta, Jumat.

Norihisa mengatakan pameran itu merupakan kelanjutan dari pameran serupa yang dihelat di Jakarta pada 2011.

Pameran itu pertama kali diselenggarakan pada 2004 dan telah mengelilingi berbagai negara selama sepuluh tahun terakhir.

Pameran pada 2019 adalah versi baru dari pameran yang sama, menampilkan 100 contoh desain Jepang terbaik yang berfokus pada produk sehari-hari.

Baca juga: Sambut Hina-matsuri, Keio Plaza Hotel gelar pameran boneka anak perempuan tradisional Jepang
 
Pameran "Japanese Design Today 100" dari Japan Foundation di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat (13/9/2019). (ANTARA News/Nanien Yuniar)


Bukan cuma barang-barang keluaran periode 2000-an, terdapat pula produk pada era 1950-an yang punya pengaruh signifikan terhadap desain modern.

Barang-barang itu dikategorikan berdasarkan kegunaannya, seperti perabot rumah tangga, barang yang berguna saat mengatasi bencana, barang untuk anak-anak, sampai hobi.

Pengunjung dapat melihat perabot sehari-hari seperti penanak nasi, mangkuk, botol kecap Jepang, gelas, bangku, sepeda, lampu, maket, hingga jam dinding.

Penikmat musik yang mengalami era kaset juga bisa bernostalgia dengan melihat sebuah walkman WM-2 produksi 1981 yang dirancang untuk mendengarkan musik di luar rumah.

Baca juga: Keio Plaza Hotel Tokyo gelar pameran budaya pedang dan baju zirah Jepang
 
Pameran "Japanese Design Today 100" dari Japan Foundation di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat (13/9/2019). (ANTARA News/Nanien Yuniar)


Barang-barang menarik yang dipamerkan antara lain "Cupmen Hold On" alias pemberat untuk menutup bagian atas kemasan mi gelas sehingga udara dari air panas tidak keluar. Penutup itu berbentuk seperti orang yang sedang membungkuk, ketika dipasangkan di atas mie gelas, yang terlihat adalah orang sedang bergelantungan di tepi tutup mie.

Ada pula beberapa busana yang diboyong ke Jakarta, termasuk "No.1 Dress" dari Issey Miyake yang terbuat dari serat daur ulang hingga jaket serba guna dengan banyak saku besar untuk kondisi darurat.

Baca juga: Keio Plaza Hotel Tokyo gelar pameran karya seni porselen tradisional Jepang

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019