Lebak (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Selasa, mengatakan krisis air bersih akibat kemarau panjang meluas hingga 16 kecamatan.

Untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK) terpaksa masyarakat mencari air di aliran sungai. Selain itu juga warga membuat lubang-lubang di tepi sekitar aliran sungai guna menampung air.

Baca juga: Delapan kecamatan di Lebak krisis air bersih

Bahkan, di antaranya masyarakat memanfaatkan air kolam dengan kondisi berubah warna hingga hijau.

Kesulitan air bersih tersebut dipastikan jumlah daerah di Kabupaten Lebak yang dilanda krisis air bersih bertambah menyusul curah hujan belum turun.

Saat ini kata dia, tercatat 16 kecamatan mengalami krisis air bersih tersebar di Kecamatan Sajira, Cipanas, Bojongmanik, Leuwidamar, Cirinten, Warunggunung, Gunungkencana, Cigemblong, Cijaku, Cihara, Wanasalam, Panggarangan, Cimarga, Muncang, Bayah, Cilograng.

"Kami setiap hari mendistribusikan bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda krisis air bersih. Pendistribusian itu secara bergiliran karena terbatasnya angkutan kendaraan tangki," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, BPBD hari ini menyalurkan air bersih ke wilayah Lebak bagian selatan meliputi Kecamatan Cihara, Panggarangan, Bayah, Cijaku dan Cilograng.

Pendistribusian pasokan bantuan air bersih ke daerah itu sebanyak 18.000 liter dan mencukupi untuk dua hari ke depan.

"Kami minta warga segera mengajukan permintaan air bersih ke BPBD dengan diketahui desa dan kecamatan," ujarnya.

Sejumlah warga Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak mengaku bahwa mereka merasa lega setelah mendapat bantuan air bersih dari tangki BPBD setempat.

Selama ini, warga di sini sudah biasa jika musim kemarau dilanda krisis air bersih.

"Kami merasa senang mendapatkan air bersih untuk kebutuhan MCK," ujar Didi, warga Desa Gunungbatu Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak.

Baca juga: Petani Lebak beralih kembangkan tanaman sayuran akibat kemarau
Baca juga: 2.760 hektare sawah di Lebak kekeringan, khawatir gagal panen meluas














 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019