Jakarta (ANTARA) - Hubungan antarmanusia (people-to-people contact) menjadi fokus dalam hubungan antara Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara,(ASEAN) dengan China, karena dianggap menjadi bagian penting dari dasar hubungan negara dan kawasan itu.

Pernyataan tersebut dikatakan oleh Duta Besar China untuk ASEAN Huang Xilian usai simposium Jakarta Forum bertajuk 'Perkembangan China dan Masa Depan China dan ASEAN dan China Bersama' yang digelar di gedung Sekretariat ASEAN Jakarta, Selasa.

Dubes Huang mengatakan ada dua pilar penting yang selama ini terus diperkuat dalam hubungan China dan ASEAN, yakni politik dan keamanan, serta ekonomi dan perdagangan.

"Sekarang ini kita bekerja untuk memperkuat pilar ketiga yang juga begitu penting, yaitu hubungan kebudayaan dan pertukaran antarmasyarakat. Aspek ini penting karena akan memberikan dasar yang kuat untuk kerjasama di masa depan," katanya.

Baca juga: ASEAN-China berupaya tingkatkan hubungan melalui peran media

Dia juga mengatakan ada beberapa sektor yang dapat lebih digenjot lagi dalam rangka memperkuat diplomasi jalur kedua tersebut, salah satunya melalui edukasi.

Huang menyebut program 'ASEAN-China Young Leader Scholarship', yang diluncurkan beberapa bulan lalu, merupakan salah satu contoh usaha kedua pihak untuk mempromosikan pemahaman bersama.

"Melalui program ini, kami berusaha untuk mengirim anak-anak muda dari China ke negara-negara anggota ASEAN dan sebaliknya, dari ASEAN ke China. Generasi muda merepresentasikan masa depan hubungan ini," katanya.

Baca juga: Multilateralisme dinilai bisa tingkatkan hubungan China dan ASEAN

Sementara itu, pendiri organisasi Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, yang turut hadir dan mengisi simposium itu, menyebut hubungan antarmasyarakat dalam hubungan China dan ASEAN harus memiliki kepercayaan yang kuat di dalamnya, khususnya antara mahasiswa dan pemuda.

"Bukan hanya hubungan antarmasyarakat saja, namun harus ada kepercayaan antara masyarakat," katanya.

Menurut dia, kedua belah pihak harus berusaha menghindari penurunan kepercayaan atau adanya mispersepsi.

"People to people contact adalah aset terpenting, tetapi masih banyak trust deficit​​​​​​​ (kekurangan kepercayaan). Rendahnya kepercayaan ini harus diperbaiki," jelasnya.

Baca juga: ASEAN perkuat kerja sama antisipasi perang dagang AS-China

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019