Garut (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyatakan musim kemarau menyebabkan munculnya hama tikus yang menyerang tanaman padi di sejumlah kecamatan di Garut akibatnya banyak padi yang rusak sehingga akan memengaruhi produksi padi.

"Saat ini tidak hanya hama ulat, justru di musim kemarau banyak hama tikus menyerang padi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga di Garut, Senin.

Ia menuturkan areal persawahan di sejumlah kecamatan dilaporkan telah dilanda hama tikus yang menyebabkan kerusakan pada tanaman padi.

Menurut dia, serangan hama tikus itu seringkali terjadi pada musim kemarau, karena pada musim hujan banyak tikus yang beranak lalu saat musim kemarau keluar dan menyebar ke areal persawahan.

"Biasanya kan tikus itu beranak saat musim hujan dan keluar saat kemarau sekarang ini," kata Beni.

Ia menyampaikan hama tikus itu menyerang lahan pertanian yang irigasinya bagus atau masih bisa ditanami padi dengan usia padi masih muda.

"Biasanya hama tikus ini ada di daerah-daerah dengan irigasi yang masih baik yang menjadi tujuan tikus-tikus tadi," katanya.

Ia menyebutkan kecamatan yang sudah dilaporkan terserang hama tikus dan produksinya menurun yakni Kecamatan Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banjarwangi, Leles dan beberapa kecamatan lainnya.

Upaya Dinas Pertanian Garut, kata dia, saat ini dengan melakukan penyemprotan obat pembasmi hama tikus, termasuk melakukan pengasapan untuk memberantas hama tikus.

"Kita berupaya membasminya dengan obat, dan juga melakukan pengasapan, itu pun dilakukan apabila tingkat kerusakannya mencapai 20-30 persen," katanya.

Ia menambahkan dampak serangan hama tikus maupun hama jenis lainnya yang melanda tanaman padi di Garut akan menyebabkan produksi tanaman padi menurun.

"Tentu ada penurunan produksi, namun jumlahnya masih dalam pendataan," katanya.

Baca juga: Pemkab Garut optimistis produksi padi aman meski ada serangan hama
Baca juga: Padi siap panen di Garut diserang hama ulat

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019