Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mendapat bantuan senilai Rp4,7 miliar dari Pemerintah Pusat untuk pembenahan jaringan air minum di daerah itu.

“Bantuan Rp4,7 miliar ini dari Kementerian PUPR yang akan digunakan pembenahan jaringan air minum di Kota Labuan Bajo dan instalasi Kecamatan Lembor,” kata Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dula dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Kupang, Minggu.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dukungan Pemerintah Pusat dalam mengatasi kesulitan air bersih yang menjadi persoalan utama di Kabupaten Manggarai Barat.

Baca juga: DKP NTT targetkan budidaya kerapu di Labuan Kelambu mulai November

Bupati Agustinus menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Pusat untuk pembangunan di Manggarai Barat yang juga merupakan daerah wisata unggulan di Indonesia dengan memiliki destinasi Taman Nasional Komodo.

Saat ini sejumlah kecamatan di kabupaten yang terletak di bagian paling barat Pulau Flores itu mengalami kesulitan air bersih akibat bencana kekeringan dalam musim kemarau.

"Karena itu pelan tapi pasti kita terus berupaya mengatasi masalah air bersih ini dengan dukungan bantuan dari Pusat juga," katanya.

Baca juga: NTT alokasi Rp7,5 miliar budidaya kerapu di Labuan Kelambu

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat, mengatakan sedikitnya sudah tiga kecamatan di daerah itu yang saat ini mengalami krisis air bersih di antaranya Boleng, Welak dan Komodo.

Terdapat sekitar 1.017 kepala keluarga yang menyebar di tiga kecamatan tersebut yang terpapar kekurangan air bersih.

“Kota Labuan Bajo juga mengalami krisis air bersih karena suplai air dari PDAM masih terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga terpaksa membeli dari air tangki,” katanya ketika dihubungi Antara secara terpisah.

Baca juga: Pemanfaatan listrik EBT di Pulau Flores capai 14,68 MW

Di sisi lain, lanjutnya, pemerintah daerah tidak memiliki anggaran pengadaan air yang memadai untuk menangani krisis air bersih yang dialami warga setempat.

“Kami tidak memiliki anggaran untuk membantu suplai air karena keuangan daerah yang terbatas, sehingga warga secara mandiri mencari sumber air untuk memenuhi kebutuhannya,” katanya.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019