Mereka diterima juga dong menjadi karyawan atau pejabat di luar Provinsi Papua,
Jakarta (ANTARA) - Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) mengimbau seluruh elemen masyarakat di Indonesia agar merangkul dan menerima keberadaan warga Papua sebagai wujud dari saudara se-Tanah Air.

"Ini harus diserukan tanpa ada stigma dan diskriminasi, kita harus jauhkan hal itu," kata Sekretaris umum PGI Pendeta Gomar Gultom di Jakarta, Rabu.

Sebagai contoh, setiap provinsi dan masyarakat secara umum harus menerima keberadaan mahasiswa asal Papua yang sedang menimba ilmu di berbagai perguruan tinggi. Tidak hanya sampai di situ, setelah mereka menyelesaikan studi, setiap daerah juga harus bersedia menerima sebagai tenaga kerja.

Hal itu sama seperti perlakuan dari Papua menerima keberadaan masyarakat asal Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi yang bekerja di Bumi Cendrawasih setelah menamatkan perkuliahan.

Baca juga: Suku Arfak rangkul seluruh suku pulihkan Manokwari

"Mereka diterima juga dong menjadi karyawan atau pejabat di luar Provinsi Papua," katanya.

Merangkul mahasiswa dan masyarakat Papua secara umum merupakan cerminan kebinekaan bangsa Indonesia salah satunya dengan menyediakan ruang atau posisi di berbagai lapangan kerja.

Terakhir, ia mengajak seluruh masyarakat Papua untuk tabah dan menjauhkan diri dari tindakan yang berlawanan dengan nilai-nilai sosial, hukum, agama dan sebagainya agar tercipta suasana kondusif.

Baca juga: Polres Tolikara gelar razia sajam jaga situasi kondusif


Sebelumnya, terjadi beberapa kali unjuk rasa menentang tindakan rasis terhadap mahasiswa Papua. Demonstrasi terjadi di beberapa kota di daerah tersebut dengan yang terakhir terjadi di kota Jayapura pada 29 Agustus 2019.

Akibat unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan itu beberapa bangunan dan fasilitas umum mengalami kerusakan termasuk beberapa kantor pemerintah di Jayapura.

Baca juga: Aparat TNI/Polri amankan obyek vital di Merauke

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019