Pemadaman peralihan itulah yang menyebabkan mati lampu sesaat
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - PT PLN (Persero) membangun satu gardu induk (GI) baru di wilayah Tulungagung, Jawa Timur, guna menjamin ketersediaan pasokan aliran listrik di kabupaten tersebut khususnya saat beban puncak antara pukul 17.00 WIB hingga 21.00 WIB.

"Sementara dalam proses pembangunan gardu induk yang baru ini, aliran listrik ke masyarakat di beberapa wilayah, kami berlakukan pemadaman bergilir," kata Manager ULP PLN Tulungagung Timbar Imam Priyadi saat dikonfirmasi wartawan seputar beberapa kali pemadaman yang sempat terjadi di Tulungagung, Jatim, Senin.

Ia memastikan kebijakan pemadaman bergilir itu hanya bersifat sementara dan telah disosialisasikan sebelumnya.

Gardu induk baru yang dibangun berada di wilayah Kecamatan Pakel. Pembangunan ini menambah unit GI yang telah ada di Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru.

Menurut dia, pemasangan dan penyetelan GI baru memaksa petugas harus mematikan jaringan kabel lama yang ada arus listriknya, agar petugas bisa memasang jaringan kabel baru ke sistem GI baru.

"Ketika crossing (melewati) kabel yang ada arusnya, maka (aliran listrik) harus dimatikan dulu," ujar Timbar.

Saat ini, GI Ringinpitu disuplai listrik dari Kediri. Sedangkan untuk mengulur SUTET, maka aliran listrik dari Kediri harus dimatikan dulu dan digantikan oleh suplai dari Ponorogo dan Wlingi.

"Pemadaman peralihan itulah yang menyebabkan mati lampu sesaat," kata Timbar.

Ia menambahkan PLN harus mengatur jalur daya dari GI luar kota ini sehingga bisa masuk ke GI Pakel.

Proses manuver PLN dalam mengalirkan daya inilah yang membutuhkan pemadaman.

PLN selalu memprioritaskan objek vital, seperti rumah sakit, kantor polisi dan lapas.

"Kami juga berupaya melakukan pemadaman seminimal mungkin," ujar Timbar.

Dengan adanya GI baru, diharapkan nantinya Tulungagung tidak perlu lagi manuver dengan GI luar kota.

Nantinya, manuver cukup dilakukan antardua GI yang ada di Tulungagung.

Saat ini, PLN tengah melakukan pengerjaan penarikan kabel saluran udara tegangan tinggi (SUTT).

"Kabel ini menyilang dengan kabel lama yang sudah ada, sehingga sering dilakukan pemadaman agar tidak membahayakan pekerja," katanya.

Proses ini diperkirakan akan berlangsung hingga 31 Agustus 2019.

Timbar meminta masyarakat memahami kondisi ini, sampai nanti GI baru siap dioperasikan.

Selama ini, aliran listrik dari GI di Ringinpitu mengeluarkan daya 80 MVA yang dibagi atas tiga trafo induk. Dua trafo mampu menahan hingga 30 MVA dan satu trafo berkapasitas 20 MVA.

Besaran daya di GI Ringinpitu ini sudah hampir setara dengan kapasitas beban puncak pada pukul 19.00 WIB-20.00 WIB, dengan daya yang terpakai rata-rata mencapai 65 MVA hingga 70 MVA.

"Kebutuhan listrik Tulungagung sangat pesat, karena banyak bisnis tumbuh. Kita tidak boleh menunggu beban maksimal," ujar Timbar.

Baca juga: PLN Jatim target turunkan gangguan 50 persen
Baca juga: PLN Jatim amankan pasokan listrik di 390 lokasi selama Idul Adha
Baca juga: PLN pastikan kelistrikan di Jatim aman

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019