Medan (ANTARA) - Sutradara sekaligus penulis skenario "Gundala", Joko Anwar, berharap film tentang jagoan lokal asal Indonesia itu menjadi awal dari terbentuknya genre layar lebar berjenis superhero di Tanah Air.

"Ini merupkan terobosan perfilman Indonesia, karena ini genre yang baru, dimana dalam film ini bercerita tentang jagoan. Kita ingin genre film ini menjadi pembuka dari suatu track baru," ujar Joko Anwar saat menyapa penggemar dalam acara Meet and Greet di Manhattan Times Square Medan, Sabtu.

Gundala merupakan film pahlawan super lokal yang diproduksi oleh Screenplay Films dan Legacy Pictures, bersama dengan pemilik hak cipta Gundala yaitu Bumilangit Studios.

Film ini berdasarkan cerita pahlawan super Indonesia tahun 1969, Gundala Putra Petir, yang karakternya dibuat Harya Suraminata. Karakter utamanya sendiri diperankan oleh Abimana Aryasatya.

Baca juga: Abimana terkenang kostum "Gundala"

Sejumlah pemain film pun hadir bersama Joko Anwar di Medan, antara lain Lukman Sardi yang berperan sebagai politikus, Zidni Hakim sebagai Dirga Utama, Putri Ayudya sebagai istri Dirga Utama dan Tanta Ginting sebagai Ito Marbun.

"Saya sangat beruntung bisa bekerja sama dengan orang orang terbaik di Indonesia. Dan mereka inilah aktor dan aktris terbaik di Indonesia," kata Joko Anwar.

Dalam film itu, Gundala ditampilkan dengan mengenakan kostum ungu dengan topeng yang memiliki ornamen sayap pada bagian telinga kiri dan kanannya. Gundala mengalahkan musuh-musuhnya dengan sejumlah kekuatan istimewa yang bersumber dari petir.

Sejak komik pertamanya terbit pada 1969, Gundala menjadi tokoh cerita bergambar legendaris Indonesia sampai sekarang.

Baca juga: Setelah film "Gundala" akan hadir "Sri Asih"

Baca juga: Nicholas Saputra-Pevita Pearce, jagoan Jagat Bumilangit selanjutnya

Baca juga: Menanti sambaran Gundala si Putra Petir

 

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019