Umat Islam lainnya juga melaksanakan shalat di beberapa ruas jalan yang berada di sekitar kedua masjid Alfatah, di antaranya di Jalan Sultan Babullah, depan masjid dan Jalan AM. Sangadji, AY. Patty hingga jalan menuju ke pelabuhan Yos Sudarso
Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku, Murad Ismail bersama istrinya Widya Pratiwi Murad Ismail mengikuti shalat Idul Adha 1440 Hijriah bersama ribuan warga di provinsi itu di Masjid Raya Alfatah, Ambon, Ahad.

Kedatangan gubernur bersama istri dan sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) disambut Imam Besar Masjid Raya Alfatah, RR. Hasanusi dan kemudian dipersilakan menuju shaf terdepan.

Di shaf terdepan gubernur berdampingan dengan Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Marga Taufiq dan Wakil Wali Kota Ambon, Syarief Hadler serta sejumlah pimpinan OPD pemprov, pemkot Ambon serta pimpinan TNI dan Polri.

Shalat Idul Adha di masjid terbesar di Provinsi Maluku tersebut dimulai pukul 07.30 WIT  diimami oleh Imam Masjid Raya Alfatah, Ustadz Hatta Ingratubun, Lc sedangkan khatib oleh Ketua Pusat Pengembangan Madrasah Kemenag Maluku, Muhammad Shodik.

Ribuan umat tampak memenuhi seluruh bagian dan halaman Masjid Alfatah maupun masjid jamik yang letaknya bersebelahan.

Umat Islam lainnya juga melaksanakan shalat di beberapa ruas jalan yang berada di sekitar kedua masjid tersebut di antaranya di Jalan Sultan Babullah, depan masjid dan Jalan AM. Sangadji, AY. Patty hingga jalan menuju ke pelabuhan Yos Sudarso.

Pelaksanaan shalat yang berlangsung lancar dan aman ikut diamankan ratusan personel Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease serta petugas dinas perhubungan kota Ambon dan provinsi Maluku, Satpol PP dan anggota pramuka.

Usai melaksanakan shalat gubernur sempat berjabat tangan dengan pimpinan masjid, para pejabat maupun ribuan warga yang saling berebutan untuk bersalaman.

Gubernur Murad Islam meminta warganya untuk memaknai Idul Adha sebagai momentum meningkatkan kesabaran dan semangat kemanusiaan.

"Nabi Ibrahim telah menunjukkan kepada kita akan ketaatannya atas perintah Allah SWT sehingga rela mengorban anaknya. Ini merupakan kesabaran yang luar biasa," katanya.

Ketaatan Nabi Ibrahim tersebut hendaknya dapat dijadikan pelajaran bagi umat Islam agar meningkatkan kesabaran, keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.

Ia pun meminta warga di daerah itu untuk menghargai dan peduli terhadap nasib sesama manusia yang sedang kesulitan sehingga mau mengorbankan harta dan kemampuan yang dimiliki untuk membantu.

 

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019