acara itu belum mampu menciptakan dan membiasakan budaya baru yang sesuai zaman
Jakarta (ANTARA) -
Pemerhati budaya dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Prihantoro mengatakan seni budaya hendaknya harus terus dikembangkan bukan malah dijadikan ajang untuk kompetisi.

"Seharusnya seni budaya tidak harus dikompetisikan, melainkan dikembangkan supaya terus lestari. Berbeda dengan kompetisi olah raga karena prestasi olahraga bermuara pada kompetisi tingkat internasional yang membawa kebanggaan bangsa," ujar Fahmi di Jakarta, Jumat.

Hal tersebut menanggapi kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) yang diselenggarakan Kemendikbud dan berlangsung pada 7 hingga 13 Oktober mendatang.

Menurut Fahmi ,kegiatan tersebut hanya mengulang acara yang sudah ada. Hal itu dikarenakan setiap daerah sudah punya program. Acara itupun dianggapnya belum menyentuh hal mendasar dari kebudayaan itu sendiri, yang tidak hanya menyangkut seni budaya saja.

"Acara itu belum mampu menciptakan dan membiasakan budaya baru yang sesuai zaman," kata dia lagi.

Menurut dia, pemerintah perlu mengembangkan budaya Indonesia di era 4.0 yang semakin mengancam generasi muda, yang serba pragmatis, konsumtif dan kehilangan identitas.

Pekan Kebudayaan Nasional akan diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta dijadikan sebagai ruang bersama yang akan mewujudkan #IndonesiaBahagia.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengatakan Pekan Kebudayaan Nasional dapat memberikan dampak besar dan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Setidaknya ada lima kegiatan utama dalam Pekan Kebudayaan Nasional, yaitu kompetisi daerah, kompetisi nasional, konferensi pemajuan kebudayaan, pameran kebudayaan, dan pergelaran karya budaya bangsa," jelas Hilmar.

Hilmar menjelaskan bahwa kompetisi daerah merupakan kompetisi seni khas dari tiap provinsi di Indonesia.

"Kita kan satu masyarakat yang memang senang bermain, karena karakter manusia homo ludens, jadi karakter yang melekat pada kita. Jadi elemen permainan itu kita coba tonjolkan. Kita anggap ini kombinasi yang bagus,” kata Hilmar.

Kegiatan tersebut juga diselenggarakan permainan rakyat yang sederhana dan tidak memerlukan peralatan, fasilitas, atau logistik yang rumit. Pada akhirnya, kegiatan bermain permainan tradisional akan mengasah dan mengembangkan permainan rakyat tersebut menjadi menarik dan menjadi perhatian publik.

Baca juga: KBKM pilih 12 solusi terbaik untuk pemajuan kebudayaan
Baca juga: Ambil konsep PON, Pekan Budaya Nasional akan digelar di Istora Senayan
Baca juga: Kemendikbud hidupkan kebudayaan dengan Pekan Kebudayaan Nasional

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019