Sergai (ANTARA) - Bencana banjir di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) menjadi bencana terparah sepanjang tahun. Terakhir banjir terparah melanda tanah bertuah negeri beradat ini terjadi di tahun 2021.
Di penghujung tahun, banjir kembali melanda Sergai, ada 11 kecamatan se Sergai terdampak ribuan warga mengungsi ke tenda maupun posko pengungsi dan ada juga kerumah sanak saudara.
Bambang (43) korban terdampak banjir terpaksa tidur di Mushola di SMK N 1 Seirampah Dusun V, Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah, Sergai bersama puluhan warga lainnya. Ayah dua anak ini mengatakan kondisi rumahnya hampir tenggelam. Sebelumnya ia masih bertahan di dalam rumah.
" Saya sudah empat malam tidur di Mushola yang dijadikan posko pengungsian, di tempat kami sudah tidak ada lagi daratan, yang tersisa hanya pelantaran Musholla ini, itu pun air mulai naik kelantai" papar Bambang dengan nada sedih.
Banjir kali ini dikatakan Saleh (45) juga korban terdampak banjir sangat parah. Bisa dikatakan banjir kali ini terparah yang dialami di tahun 2021, dimana debit air tidak setinggi di bencana banjir tahun ini.
" Ini banjir terparah, sebelumnya tahun 2021 juga banjir namun kali ini lebih parah lagi, sekarang kami tidak bisa beraktivitas hanya mampu menunggu air surut" papar Saleh kepada Antara Minggu (30/11/2025).
Plt Kalak BPBD Sergai Abdurrahman Purba mendata korban terdampak banjir mencapai 16.987 kk tersebar di 11 kecamatan se Sergai. Kecamatan terparah ada di Sei Rampah mencapai 4.804 kk, Tanjung Beringin 5.330 kk, Sei Bamban 1.223 kk, Bandar Khalifah 1.841 kk, Perbaungan 1.497 kk, Tebing Tinggi 266 kk, Teluk Mengkudu 535 kk, Dolok Masihul 819 kk, Sipispis 83 kk, Tebing Syahbandar 452 kk, Pantai Cermin 137 kk.
Banjir melanda Sergai akibat curah hujan lima hari lalu melanda Sergai. Ditambah air kiriman dari hulu hingga membuat dua tanggul di Sei Belutu dan Sungai Senangkong jebol.
" Kondisi air saat ini mulai surut, kita semua berharap kondisi ini akan cepat berlalu, Pemkab Sergai terus mendata dan menyalurkan bantuan kepada korban terdampak" papar Abdurrahman Purba.
