Medan (ANTARA) - Tim mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) meraih penghargaan Environmental and Social Innovation Award 2025 setelah berhasil mengolah limbah plastik menjadi produk gigi palsu yang diberi nama Polyshell Dent.
Penghargaan itu juga membuktikan inovasi mahasiswa USU dengan memanfaatkan sains, teknologi, dan inovasi yang dapat memecahkan masalah-masalah dalam isu lingkungan di masyarakat.
Muhammad Dwi Haikal, salah seorang mahasiswa USU yang tergabung dalam tim itu, di Medan, Jumat, mengatakan inovasi itu sebelumnya sudah diteliti dengan baik oleh Tim Odonto Polysyell 2024.
Tim yang terlibat dalam inovasi ini, awalnya tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) USU 2025. Mereka terdiri atas mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, yaitu Muhammad Dwi Haikal sebagai chief executive officer, Aurora Graciella Br Lumantobing sebagai research and development manager, serta mahasiswa dari Fakultas Teknik bernama Ferdy Salim Lubis sebagai product manager.
Mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Nathan Pratama Sihombing sebagai finance and marketing manager dan mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam bernama Viola Delviana Br Pakpahan. Tim ini dibimbing dosen FKG drg Kholidina Imanda Harahap M.DSc.
Mereka menciptakan model gigi yang terbuat dari limbah plastik dan limbah cangkang kerang darah untuk keperluan praktikum mahasiswa Kedokteran Gigi.
Hal itu mereka lakukan karena model gigi pabrikan yang biasa mereka gunakan selama ini mudah jebol ketika hendak dibor.
Kehadiran inovasi itu diharapkan mengurangi sampah plastik dan juga sampah cangkang kerang darah sebab dalam dunia kuliner, kerang adalah salah satu yang diminati masyarakat Kota Medan.
Proses pembuatan Polyshell Dent, dimulai dengan mengekstraksi kalsium karbonat yang berada di cangkang kerang darah menggunakan asam asetat 8 persen, setelah itu cetakan dibuat menggunakan dental stone dan elastomer plastik PP dan kalsium karbonat ditimbang, lalu dipanaskan.
Kemudian dicampurkan hingga homogen. Setelah itu semua selesai, kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dipress. Setelah dicetak, selanjutnya dilakukan penghalusan model gigi yang tercetak.
"Untuk sisa percetakan gigi, kami mendaur ulang kembali menjadi suvenir berbentuk rahang sehingga proses produksi Polyshell Dent tidak menghasilkan limbah industri," katanya.
Untuk penjualan, mereka masih memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
"Kami juga membuka penjualan melaui e-commerce yang bisa dilihat melalui akun instagram resmi @polyshelldent.ppkmkusu," katanya.
