Tanjung Balai (ANTARA) - Setelah menang dalam Pilkada 2024 lalu dengan perolehan 30.225 suara, dan berhasil mengalahkan dua pasangan lainnya termasuk petahana, Mahyaruddin Salim dan Muhammad Fadly Abdina resmi dilantik oleh Presiden RI Prabowo Subianto menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungbalai periode 2025-2030.
Dalam rentang waktu tujuh bulan paska dilantik, Mahyaruddin Salim dan Fadly Abdina menunjukkan komitmen dan langkah konkrit sebagai upaya untuk mewujudkan visi-misi Tanjungbalai Elok, Maju, Agamais dan Sejahtera, yang disingkat Tanjungbalai “EMAS”.
Upaya untuk menjadikan Tanjungbalai Elok dilandasi niat tulus untuk merubah wajah kota dari kesan kumuh dan sembraut. Langkah konkrit yang dilakukan Wali Kota Mahyaruddin Salim bersama wakilnya adalah melakukan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini menggunakan fasilitas umum seperti bahu dan badan jalan, trotoar hingga mendirikan bangunan permanen di bahu jalan dan di atas parit.
Menurut Mahyaruddin, penertiban PKL penting dilakukan agar Kota Tanjungbalai lebih tertata, bersih dan rapi dengan tujuan akhir terciptanya kondusifitas lalu lintas yang aman dan tertib, serta menciptakan kenyamanan bagi masyarakat.
Melalui pendekatan persuasif, Mahyaruddin dan Fadly menyambangi para PKL yang berjualan di bahu jalan Jamin Ginting dan D.I Panjaitan, tepatnya perempatan Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sei Tualang Raso. Dengan humanis Wali Kota mengimbau agar para pedagang kaki lima tidak menjadikan bahu jalan sebagai tempat melakukan aktivitas jual-beli barang dagangan.
Secara estapet Wali Kota bersama wakilnya dan dibantu OPD seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, menyambangi pedagang yang menggunakan bahu dan trotoar sepanjang jalan Veteran, Asahan, Jendral Sudirman, S. Parman, dan Jalan Bakhtiar Kusa di areal Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah (Alun-alun Kota) di Kecamatan Tanjungbalai Selatan.
Dengan humanis dan menawarkan solusi, para PKL diimbau agar tidak menggunakan fasilitas umum tersebut sebagai tempat berjualan, dan bersedia membongkar lapak dan direlokasi.
"Pemerintah Kota ingin badan jalan, trotoar dan atas parit bersih dari bangunan lapak barang dagangan. Tujuannya untuk mengatasi kesembrautan dan kemacetan lalu lintas, menghilangkan kesan kumuh, serta mengembalikan fungsi asli jalan dan trotoar yang sudah bertahun-tahun digunakan untuk aktivitas berjualan,” demikian disampaikan Mahyaruddin setiap kali menyambangi para PKL, pada medio bulan Mei hingga Juni 2025.

Setelah dua bulan aktif melakukan pendekatan persuasif dan humanis menunjukkan hasil yang signifikan. Tanpa keberatan para PKL menurut dan mendukung penuh keinginan Pemkot Tanjungbalai. Dengan suka rela para PKL membongkar dan memindahkan sendiri lapak-lapak jualan mereka, baik yang di atas parit, trotoar dan badan jalan.
Bagi pedagang yang membandel, Pemkot Tanjungbalai melayangkan surat peringatan I, II dan III agar PKL membongkar/memindahkan lapak dagangannya ke tempat yang tidak dilarang. Terhadap yang tidak mengindahkan surat peringatan tersebut, sejumlah lapak di atas trotoar dan parit Jalan Sudirman dibongkar paksa oleh personel Satpol PP.
Hasil dari pendekatan persuasif dan humanis tersebut, saat ini sebagian wajah kota yang selama ini tampak kumuh menjadi rapi. Salah satunya Jalan Bakhtiar Kusa lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah yang selama ini digunakan para PKL berjualan berbagai jenis panganan seperti jagung bakar, pisang jepit, sate, kelapa muda dan cemilan lainnya kini menjadi indah, rapi, dan dipandang elok.

Atasi banjir kiriman dan dalam kota
Tidak hanya berhasil merubah kesan kumuh sebagian wajah kota menjadi indah dan elok, untuk mengatasi masalah banjir akibat tingginya curah hujan, pasang roob, dan banjir kiriman dari daerah hinterland karena letak geografis Tanjungbalai berada dihilir Danau Toba. Mahyaruddin dan Fadly membuat terobosan spektakuler yang selama ini tidak terpikirkan bahkan tidak mampu dilakukan pemimpin sebelumnya. Terobosan tersebut berupa gotong royong massal yang melibatkan seluruh unsur pemerintahan dan elemen masyarakat.
Mengutip pernyataan Wali Kota Mahyaruddin Salim, dalam setiap kesempatan memimpin langsung pelaksanaan gotong royong di Kecamatan Datuk Bandar dan Datuk Bandar Timur, serta saat melakukan memonitoring tim khusus dalam kegiatan membersihan drainase di inti Kota, bahwa untuk mengatasi banjir kiriman atau banjir akibat curah hujan tinggi dan banjir roob, ada dua hal yang harus dilakukan.
Pertama, mencari sumber atau akar masalah, dan yang Kedua adalah kesungguhan mengeksekusi sumber/akar masalah tersebut. "Alhamdulillah, dengan semangat kerja sama dan komitmen yang kuat untuk perubahan. Meski belum seratus persen, masalah banjir kiriman dan atau akibat curah hujan dan banjir roob mulai teratasi," kata Mahyaruddin.

Dengan semangat ingin merubah Kota Tanjungbalai ke arah lebih baik, dalam penanganan banjir Pemkot Tanjungbalai bersama OPD dan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga Kepala Lingkungan, serta melibatkan TNI (AD dan AL) dan anggota Polri bahu membahu melakukan gotong royong membersihkan alur sungai, kanal dan drainase di wilayah Kecamatan Datuk Bandar dan Datuk Bandar Timur yang selama ini merupakan wilayah “langganan” banjir kiriman, yang bisa terjadi tiga hingga empat kali dalam setahun.
Hal serupa juga dilakukan terhadap drainase yang ada di inti kota, tepatnya di Kecamatan Tanjungbalai Selatan dan Tanjungbalai Utara. Drainase yang diperkirakan hampir 15 (lima belas) tahun tidak pernah dibersihkan dari sampah dan endapan pasir ditangani dengan menerjunkan Tim Khusus yang dikomandoi Staf Ahli Pemkot Tanjungbalai Bidang Pembangunan. Dengan melibatkan puluhan personil dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, serta Dinas Perumahan dan Pemukiman, pembersihan drainase dan gorong-gorong dilakukan secara terus menerus.

Berkat kerja keras tim khusus dan menggunakan dana pribadi Wali Kota dalam membersihkan drainase di tengah kota tersebut, saat ini banjir akibat tingginya cudah hujan maupun banjir roob yang merendam badan jalan bahkan masuk kerumah sebagian warga dapat diatasi. Perlahan namun pasti, kritik yang sempat viral lewat nyanyian aktivis pemerhati kota dengan lirik "hujan setengah jam Tanjungbalai jadi kolam" tidak lagi terjadi.
Menjolok anggaran ke pemerintah pusat
Ditengah keterbatasan dan minimnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tanjungbalai tahun anggaran 2025, dimana sebelum perubahan sebesar Rp710.748.717,835,- kemudian berkurang sebesar Rp37.989.475,94,- sehingga menjadi Rp672.759.241.894,- setelah Perubahan APBD, Wali Kota dan Wakil Wali Kota giat melakukan kunjungan ke sejumlah kementerian dengan tujuan menjolok anggaran dari pemerintah pusat, baik itu berupa Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk menopang dan mewujudkan Tanjungbalai yang maju pembangunannya.
Beberapa upaya menjolok anggaran dari pemerintah pusat untuk tahun anggaran 2026 dan tahun-tahun berikutnya yang telah dilakukan Mahyaruddin dan Fadly bersama OPD terkait yaitu kunjungan ke Dirjen Keuangan Daerah (Keuda) Kemendagri, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Badan Pembangunan Nasional, Badan Karantina Indonesia (Barantin) serta Kementerian Kebudayaan di Jakarta.
Kepada Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Roy Rizali Anwar,

Wali Kota Tanjungbalai Mahyaruddin Salim menyampaikan sejumlah usulan perbaikan Infrastruktur jalan, jembatan dan drainase yang mengalami kerusakan parah, sehingga perlu dilakukan penangan serius yang membutuhkan perhatian berupa suntikan dana dari pemerintah pusat.
Dihadapan Dirjen Bina Marga, Wali Kota Mahyaruddin memaparkan sejumlah infrastruktur di Kota Tanjungbalai yang membutuhkan penanganan segera yakni Jalan Sudirman sepanjang 6,41 Kilo meter (Km) yang mengalami kerusakan ringan di banyak titik dan kerusakan berat di beberapa lokasi, sehingga memerlukan rekonstruksi total. Kondisi drainase di sepanjang jalan tersebut dalam kondisi rusak dan perlu perbaikan agar berfungsi optimal.
Kemudian, Jalan Gereja menuju Jalan Suprapto. Ruas jalan ini juga dalam kondisi rusak, ditambah dimensi drainase di sisi kiri dan kanan jalan sangat kecil (tipe K-40), sehingga tidak mampu menampung volume air, terutama saat air pasang atau banjir roob. Revitalisasi terhadap drainase menggunakan U-Ditch di jalan tersebut sangat dibutuhkan.
Demikian juga keberadaan Jalan Suprapto menuju Yos Sudarso dan Jalan Yos Sudarso menuju Bagan Asahan, masing-masing sepanjang 930 meter dan 1.155 meter dalam kondisi rusak parah. Drainase di Jalan tersebut yang dalam kondisi rusak juga penting direvitalisasi dengan kontruksi U-Ditch. Jembatan Titi Gantung Jalan Yos Sudarso sepanjang 50 meter dalam kondisi rusak dan menurun, sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, membutuhkan perbaikan berat.
Atas kondisi berbagai infrastruktur fasilitas umum yang rusak berat itu, selaku kepala daerah, Mahyaruddin Salim menyatakan harapannya agar Kementerian PUPR, melalui Dirjen Bina Marga mendukung upaya perbaikan ruas jalan, drainase dan jembatan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat di Kota Tanjungbalai.
"Kami terus berupaya mempercepat pembangunan infrastruktur agar masyarakat bisa menikmati akses yang lebih baik. Ini bagian dari komitmen saya bersama Wakil Wali Kota untuk mewujudkan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat “Kota Kerang” Tanjungbalai," kata Mahyaruddin Salim.
Wali Kota menyatakan, upaya menjolok anggaran ke pemerintah pusat tersesbut merupakan komitmen Pemkot Tanjungbalai untuk menghadirkan pembangunan yang berkelanjutan dan merata, terutama mengingat Tanjungbalai adalah dataran rendah yang ketap tergenang akibat curah hujan tinggi dan pasang surut air laut.
Dikatakan Mahyaruddin, menanggapi usulan tersebut, Direktur Jenderal Bina Marga, Roy Rizali Anwar menyatakan dukungan penuh terhadap komtmen Pemkot Tanjungbalai yang ingin melakukan pembangunan berkelanjutan. "Pak Roy menegaskan bahwa Kementerian PUPR siap memperkuat kerja sama dengan Pemkot Tanjungbalai untuk mendorong pembangunan yang merata dan berkelanjutan," kata Mahyaruddin kepada Antara belum lama ini.
Pada kunjungan kerja ke Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai tindaklanjut upaya Pemkot Tanjungbalai untuk mengadvokasi program pengembangan layanan pada RSUD Dr Tengku Mansyur dan pembangunan Puskesmas Kampung Baru, serta Puskesmas Teluk Nibung, Mahyaruddin Salim bersama rombongan diterima oleh jajaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dihadapan Sekretaris Jenderal Kesehatan Lanjutan, Sunarto, Direktur Fasilitas Mutu Pelayanan Kesehatan Primer, Ainus, PMO Sekretaris Jenderal Kesehatan Lanjutan, Tiwi serta mewakili Direktur Fasilitas Kesehatan Rujukan, Munir, Wali Kota Mahyaruddin menyampaikan kondisi fisik dan peralatan RSUD Dr. Tengku Mansyur menuju Rumah Sakit Tipe C dengan tingkat pelayanan Madya. Termasuk rencana agar RSUD tersebut memiliki unit pelayanan Kanker, Jantung, Stroke, serta Urologi Kesehatan Ibu dan Anak ( KJSU-KIA).
Begitu juga dengan pelayanan di Puskesmas, dimana ada 3 (tiga) Puskesmas yang belum menyesuaikan dengan standart Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 19 tahun 2024 tentang Puskesmas, sehingga membutuhkan perhatian dan sentuhan dari Kementerian Kesehatan RI.
Usulan tersebut mendapat tanggapan baik dari Sekretaris Dirjen Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI, Sunarto. Dinyatakan Sunarto bahwa Pemkot Tanjungbalai akan menerima bantuan peralatan untuk pemenuhan pelayanan kesehatan Madya dengan alokasi DAK fisik tahun anggaran 2026 mendatang.
"Kemenkes berkomitmen membantu Pemerintah Kota Tanjungbalai dalam membenahi dan melengkapi peralatan RSUD Dr. Tengku Mansyur guna mewujudkan peningkatan jenis layanan rujukan, dan untuk mengurangi angka rujukan tingkat daerah. Demikian sambutan pak Sunarto kepada kami," ujar Mahyaruddin Salim.
Hasil kunjungan kerja ke Barantin juga mendapat respon menggembirakan, dimana tindaklanjutnya Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean telah berkunjung ke Kota Tanjungbalai dan melihat langsung potensi perikanan yang ada di Kota Tanjungbalai, seperti pelabuhan kapal kargo Internasional dan lokasi yang berpotensi dibangunnya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang diyakini akan menjadi salah satu sumber menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor perdagangan ikan.

Sementara itu, dalam kunjungan kerja Wakil Wali Kota, Fadly Abdina bersama OPD terkait (Dinas Pendidikan) ke Kementerian Kebudayaan RI di Jakarta bertujuan untuk memperkenalkan Kota Tanjungbalai memiliki potensi budaya tradsionil, keanekaragaman etnis dan tradisi, serta kuliner khas yang berpotensi dijadikan sebagai cagar budaya lokal.
Kepada Menteri Kebuayaan, Fadli Zon, Wakil Wali Kota menyatakan kesiapan Pemkot Tanjungbalai menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan Festival Musik Tradisionil Indonesia (FMTI) tahun 2026 mendatang untuk mendukung pengembangan dan pemajuan kebudayaan yang diyakini dapat menjadi daya darik bagi wisatawan untuk datang berkunjung ke Kota Tanjungbalai, sehingga bisa mendongkrak perkonomian sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menyatakan bahwa Kementerian Kebudayaan menyambut positif dan siap mendukung langkah konkrit Pemkot Tanjungbalai dalam melestarikan nilai-nilai budaya tradisionil . Apalagi tujuannya untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal, sekaligus upaya menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Alahamdulillah, waktu itu pak Menteri Fadli Zoon menyambut hangat dan berjanji mengangendakan FMTI 2026 digelar di Kota Tanjungbalai. Harapan kita semoga terealisasi, agar kedepannya Kota Tanjungbalai lebih dikenal di Indonesia hingga mancanegara,” kata Wakil Wali Kota, Fadly Abdina.
Menuju Kota bersih dan sehat
Untuk menuju kota bersih dan sehat yang merupakan bahagian dari penjabaran visis-misi Tanjungbalai Emas, Pemkot Tanjungbalai telah melaunching kegiatan car free day (CFD) yang ditetapkan menjadi agenda rutin setiap hari minggu, yang pelaksanaannya dipusatkan di lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah.

Wali Kota Tanjungbalai, Mahyaruddin Salim berharap melalui program car free day yang diluncurkan (launching) pada Minggu (21/9/2025) lalu, akan muncul kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan dan menjaga lingkungan untuk meningkatkan sekaligus mewujudkan kota yang bersih dan sehat.
"Pemkot Tanjungbalai optimistis, kegiatan car free day ini akan menjadi langkah awal terciptanya kota yang lebih bersih, sehat dan berkelanjutan sebagai dalah satu upaya untuk mewujudkan Tanjungbalai Emas," kata Mahyaruddin Salim dalam kegiatan launching CFD.
Mahyaruddin menjelaskan, saat ini indeks kualitas lingkungan hidup di Kota Tanjungbalai adalah 69,83 poin. Target tahun 2030 meningkat menjadi 71,02 poin, Pemkot Tanjungbalai sedang berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup 0,1 hingga 0,3 poin setiap tahun. Dengan demikian, car free day bukan sekadar menutup jalan dari kendaraan bermotor, tetapi juga sarana merangsang kepekaan masyarakat terhadap lingkungan, mempererat kebersamaan, serta membuka ruang untuk hidup sehat.
"Peluncuran hari ini adalah momen bersejarah. Itu kerena untuk pertama kalinya kita memulai kegiatan car free day sebagai langkah upaya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan menuju kota bersih dan sehat. Kami ingin menjadikan Kota Tanjungbalai kualitas hidup warganya sehat dan sejahtera," ungkap Mahyaruddin Salim didampingi wakilnya, Fadly Abdina.
Pemkot Tanjungbalai di era kepemimpinan Mahyaruddin Salim dan Fadly Abdina masih dan akan terus melakukan upaya serta langkah konkrit dalam usaha mewujudkan Tanjungbalai Emas, sebagaimana janji politik pasangan ini saat kampanye untuk mendapatkan simpati dan dukungan rakyat dalam perhelatan Pilkada 2024 lalu. (adv)
