Madina (ANTARA) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Yupri Astuti Saipullah Nasution, melakukan kunjungan ke dua pelaku industri rumahan yang berada di Lorong Aek Galoga, Desa Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan, Minggu (6/10).
Dalam kunjungan tersebut, Yupri Astuti didampingi sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pujakesuma Kabupaten Mandailing Natal.
Adapun dua Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dikunjungi yakni usaha roti dan kerupuk milik Eri Hermawan, serta pabrik kerupuk milik Ipar.
Kunjungan ini merupakan bagian dari implementasi perayaan Hari Ulang Tahun ke-45 Dekranas yang digelar di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dalam perayaan tersebut, Dekranas menekankan pentingnya memajukan kerajinan dan UMKM lokal agar “Berdaya Mendunia”, serta mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.
Dorongan untuk Legalitas dan Kualitas Produk
Dalam kesempatan tersebut, Eri Hermawan menyampaikan sejumlah keluhan, terutama terkait perizinan usaha seperti SIUP dan izin produksi. Ia berharap Dekranasda dapat membantu memfasilitasi pengurusan legalitas agar usahanya dapat berkembang lebih profesional.
"Selama ini produksi kami masih terbatas dan dikelola oleh keluarga. Kendala utama kami ada pada izin usaha dan pemasaran," ujarnya.
Eri juga menambahkan bahwa produk roti dan kerupuk yang ia produksi bebas dari bahan pengawet dan pemanis buatan.
“Kami kirim dua kali seminggu ke pelanggan dengan menggunakan transportasi sendiri. Harga kue basah kami bervariasi, mulai dari Rp15.000 hingga Rp25.000,” jelasnya.
Ketua Dekranasda Madina, Yupri Astuti, memberikan sejumlah saran, termasuk pentingnya memperhatikan kemasan produk agar menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman.
"Pengemasan produk harus disesuaikan dengan tren pasar agar menarik perhatian konsumen dan mampu bersaing di tingkat regional," ujarnya.
Tinjauan ke Pabrik Kerupuk dan Motivasi bagi UMKM
Yupri Astuti juga meninjau pabrik kerupuk milik Ipar, yang mempekerjakan sembilan orang tenaga kerja. Dalam dialognya, ia menanyakan proses produksi dan bahan baku yang digunakan. Ipar menyebutkan bahwa kerupuk produksinya dibuat dari campuran tepung terigu dan tepung kanji.
Selain itu, Yupri memberikan masukan mengenai peningkatan rasa dan inovasi produk agar dapat lebih diterima di pasar yang semakin kompetitif.
"Kami melihat potensi yang besar dari UMKM di Aek Galoga, khususnya sektor kuliner. Ke depan, Dekranasda akan hadir untuk membina dan membantu pelaku usaha, mulai dari aspek legalitas hingga pengembangan produk," tambah Yupri.
Ia juga menegaskan bahwa salah satu tujuan utama kunjungan ini adalah untuk menampung keluhan dan kebutuhan pelaku UMKM, terutama terkait ketersediaan bahan baku seperti tepung dan minyak.
Produk Lokal Sebagai Unggulan Daerah
Sebagai penutup, Yupri Astuti menyampaikan harapannya agar pelaku UMKM Madina dapat terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
“UMKM Madina memiliki potensi besar, terutama di sektor pangan. Jika dibina dengan baik dan diberikan dukungan, produk-produk ini bisa menjadi unggulan daerah," tutupnya.
