Medan (ANTARA) - Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut (Kajatisu) Dr Harli Siregar, SH, MH kembali mempertegas komitmennya untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan insan pers.
Kajatisu menyatakan komitmen itu saat berkunjung ke Kantor PWI Sumut di Jalan Adinegoro Medan, Jumat (26/9/2025) sore.
Dalam kunjungannya itu Kajatisu Harli Siregar didampingi Kepala Kejari Medan Fajar Syahputra, SH, MH, Plh Kasi Penkum Kejatisu Muhammad Husairi SH, MH dan Kasi Intelijen Kejari Medan Dapot Dariarman, SH, MH.
Sedangkan Ketua PWI Sumut Farianda Putra Sinik, SE didampingi Sekretaris SR Hamonangan Panggabean, Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Pembelaan Wartawan Amrizal, serta Wakil Sekretaris Riza Mulyadi.
Dalam pertemuan yang berlangsung bersahaja itu Ketua PWI Sumut Farianda menilai gebrakan Harli Siregar memasuki tiga bulan menjabat Kajatisu mengubah image selama ini bahwa Kejatisu "tertutup" bagi insan pers.
"Kalau selama ini Kejatisu terkesan momok yang menakutkan untuk mendapatkan informasi, tapi sekarang situasi itu sudah berubah, media sudah mudah mendapatkan informasi," ujarnya.
Tidak cuma itu, Kajatisu selalu mengajak insan pers berolahraga sebagai upaya memperkuat sinergisitas antara insan Adhyaksa dengan insan pers.
Mengenai penegakan hukum, kata Farianda, gebrakan Kajatisu sangat menyentak pelaku korupsi di daerah ini. Misalnya, Kejatisu telah menyeret dua tersangka korupsi di Bank Sumut Unit KCP Melati dan saat ini sedang diadili di Pengadilan Tipikor Medan.
Kemudian dua eks Direktur PT Pelindo I dan Dirut PT Dok ditahan Kejatisu karena diduga merugikan negara Rp92 miliar karena pengadaan kapal tunda yang menyalahi spesifikasi di dalam kontrak.
Selanjutnya, Kejatisu telah mengusut penjualan aset PTPN I Regional kepada PT Citraland yang diduga merugikan negara yang cukup besar.
"Pengungkapan kasus korupsi besar ini tentu saja sangat dinantikan warga Sumut," kata Farianda yang juga Ketua SPS Sumut itu.
Menanggapi itu, Kajatisu Harli Siregar juga mengapresiasi PWI yang terus mengikuti perkembangan penegakan hukum di Sumut.
Harli Siregar mengakui sebagai putra daerah yang menjabat sebagai Kajati membawa dua hal ke Sumut untuk mendukung pembangunan di daerah ini.
"Saya seorang penegak hukum tidak bisa memberi uang, tetapi kami menjaga dan mengawasi agar proses pembangunan itu bisa berjalan sebagaimana mestinya," ujarnya.
Menurut dia, untuk mendukung proses pembangunan tersebut, dua hal dari pimpinan yang dibawa ke Sumut yakni aparatur jaksa jangan cawe-cawe dengan proyek dan jangan main-main dengan dana desa.
Dijelaskannya, aspek pengadaan jasa dan pelayanan publik terus tercederai oleh kongkalikong antara aparat penegak hukum (APH) dengan oknum pemerintah daerah.
Menurutnya, kalau kita mau melakukan tindakan tegas terhadap pelaku korupsi, harus dimulai dari APH. Harli juga mengaku mendapat informasi seolah-olah APH terkesan sebagai momok dalam pembangunan di Sumut
Karena itu, katanya, aparat kejaksaan harus melepaskan diri dari isu-isu negatif agar tidak dijadikan 'tumbal' oleh oknum-oknum yang menuduh jaksa bermain proyek.
Menurut dia, untuk memberantas korupsi tersebut aparat kejaksaan harus bersih dari segala bentuk cawe-cawe.
Karenanya, tugas Kajatisu saat ini harus meyakinkan publik bahwa jaksa sekarang mau menegakkan hukum secara benar.
"Coba lihat apakah dalam tiga bulan ini saya pernah menerima kepala daerah atau OPD. Banyak cara yang mereka lakukan. Ini bukan gagah-gagahan atau pencitraan.Tapi kalau kita mau konsisten dengan pencegahan dan pemberantasan tipikor, maka Kajatisu harus membatasi diri," ujar Mantan Kapuspenkum Kejagung itu.
Pada silaturahmi yang berlangsung secara kekeluargaan tersebut Kajatisu Harli Siregar dan Ketua PWI Sumut Farianda Putra Sinik saling tukar cinderamata.*
