Tapanuli Selatan (ANTARA) - Meski baru berdiri pada 2023, Pondok Pesantren (Ponpes) KH Muhammad Yacub yang berlokasi di Kelurahan Simatorkis Sisoma, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, terus menunjukkan kemajuan signifikan dalam mencetak generasi penghafal Al Quran (hafidz dan hafidzah).
Di bawah kepemimpinan OK Hazmi Usman Siregar, Ponpes ini didirikan dengan visi mulia: melahirkan santri yang Qurani, berakhlak mulia, berilmu, dan beriman, agar kelak mereka dapat menjaga kemurnian Al Quran. Motto tersebut kini mulai terwujud melalui peningkatan jumlah santri yang mendaftar setiap tahunnya.
“Alhamdulillah, antusias masyarakat sangat tinggi. Saat ini kami memiliki 34 santri aktif yang terdiri dari 10 santri kelas dua dan 24 santri kelas satu. Untuk tahun ajaran 2025, sudah ada 21 calon santri baru yang mendaftar,” kata OK Hazmi, dalam keterangan yang diterima, Rabu.
Tidak hanya berasal dari Tapanuli Selatan, para santri juga datang dari berbagai daerah seperti Kabupaten Mandailing Natal, Kota Padangsidimpuan, hingga Provinsi Jambi. Hal ini menandakan bahwa eksistensi dan kepercayaan terhadap Ponpes KH Muhammad Yacub semakin meluas.
Ia menyebut, Ponpes KH Muhammad Yacub berdiri di atas lahan seluas tiga hektare. Satu hektare diperuntukkan bagi jenjang Tsanawiyah dan dua hektare lainnya untuk jenjang Aliyah. Di samping yang sudah ada, fasilitas pendidikan dan asrama dibangun secara permanen, saat ini pembangunan beberapa ruang kelas baru masih terus berlangsung.
“Pembangunan kami lakukan secara bertahap dengan dukungan donatur yang ikhlas membantu tanpa ikatan. Ini semua diniatkan sebagai investasi akhirat,” ujar Hazmi.
Pihak yayasan juga membuka peluang bagi siapa saja yang ingin berdonasi, baik dalam bentuk uang tunai maupun material bangunan seperti semen, pasir, besi (ukuran 9-14 inci), batu bata, atau batu kali. Donasi dapat dikirim melalui Bank BNI dengan nomor rekening 1751983601 a.n. Yayasan Pendidikan Haji Usman Yacub Siregar, atau disalurkan langsung ke lokasi ponpes.

Di katakan, salah satu daya tarik ponpes ini adalah sistem pembiayaan yang terjangkau. Biaya SPP hanya Rp250.000 per bulan termasuk asrama dan fasilitas tempat tidur (spring bed). Biaya makan ditetapkan sebesar Rp550.000 per bulan. Bagi anak yatim, semua biaya digratiskan. Bahkan, jika dua saudara kandung bersekolah di sini, salah satunya tidak dikenai biaya.
“Prinsip kami adalah memudahkan sebanyak mungkin anak-anak untuk menghafal Al Quran, khususnya dari kalangan tidak mampu,” jelas Hazmi.
Para santri juga dididik untuk mandiri, termasuk mencuci pakaian mereka sendiri. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari pembentukan karakter dan kemandirian selama menempuh pendidikan di pondok.
OK Hazmi mengajak para orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi hafidz Al Quran untuk tidak ragu menyekolahkan putra-putrinya ke Ponpes KH Muhammad Yacub. Ia juga membuka pintu bagi masyarakat luas yang ingin menyisihkan sebagian rezekinya untuk mendukung pembangunan ponpes sebagai amal jariyah.
“Kami percaya bahwa investasi terbaik adalah membina generasi Qurani. Mari bersama-sama wujudkan cita-cita ini,” pungkasnya.
