Medan (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara memberikan edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan syariah kepada santri di Pondok Pesantren Musthafawiyah, Kabupaten Mandailing Natal.
Kepala OJK Provinsi Sumatera Utara Khoirul Muttaqien di Medan, Senin, mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari upaya berkelanjutan OJK dalam meningkatkan literasi keuangan syariah di lingkungan pondok pesantren.
Edukasi literasi keuangan syariah kepada kalangan santri tersebut sangat penting sebagai bagian dari generasi masa depan dan menjunjung nilai Islam.
Hal itu disebabkan generasi muda yang mendapatkan literasi keuangan dapat menjadi kunci agar dapat mengambil keputusan investasi tepat dan berkontribusi aktif dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya di Kabupaten Mandailing Natal.
Kemudian, kegiatan itu juga selaras dengan program budaya kerja OJK Peduli, sekaligus implementasi program kerja Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) yang bertujuan mendorong terciptanya sektor jasa keuangan yang inklusif dan berkeadilan di seluruh lapisan masyarakat.
Khoirul berharap santri Pondok Pesantren Musthafawiyah tidak hanya memahami dasar pengelolaan keuangan, tapi juga semakin siap menjadi bagian dari ekosistem keuangan syariah nasional yang inklusif dan berdaya saing.
Secara keseluruhan, OJK Sumut mencatat sebanyak 569 kegiatan literasi keuangan dengan partisipasi 36.916 peserta dari kalangan mahasiswa, pelajar, pelaku UMKM, ibu rumah tangga, petani, masyarakat 3T, dan disabilitas sepanjang 2025.
Wakil Bupati Mandailing Natal Atika Azmi Utammi Nasution menyambut baik adanya literasi keuangan untuk para santri tersebut.
Edukasi mengenai literasi keuangan diharapkan dapat mendukung terwujudnya kebebasan finansial yakni kondisi ketika seseorang memiliki stabilitas keuangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa harus bergantung pada pekerjaan atau penghasilan aktif.
"Kebebasan finansial ditargetkan untuk mendapatkan kehidupan yang nyaman pada usia pensiun. Untuk mencapai itu harus dimulai mengelola keuangan dengan baik sejak usia muda,” kata Atika.