Aekkanopan (ANTARA) - Usulan penurunan potongan komisi ojek online (ojol) dari 20 persen menjadi 10 persen kembali mengemuka sebagai upaya memperbaiki kesejahteraan mitra pengemudi.
Namun, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memberikan pandangan yang lebih berhati-hati dan mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem secara menyeluruh.
Dalam acara diskusi publik bersama media antara Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy
Purwagandhi dan perwakilan aplikasi transportasi online pada 19 Mei 2025 di Aroem Resto & Cafe Jakarta, Menhub merespons tuntutan ojek online (ojol) untuk menurunkan potongan aplikasi dari 20 persen menjadi 10 persen.
Dudy mengatakan sebenarnya bisa saja
mengabulkan tuntutan itu. Namun, dia ingin mendengar pendapat perusahaan terlebih dulu.
"Bisa enggak diturunin? Kalau saya tidak berpikir keseimbangan berkelanjutan, bisa saja. Enggak ada susahnya menandatangani (aturan yang menurunkan potongan menjadi) 10 persen," kata Dudy saat berdiskusi dengan perwakilan empat perusahaan transportasi online di Aroem Resto & Cafe Jakarta, Senin (19/5).
"Tapi rasanya tidak arif bagi kami kalau kami tidak mendengar semuanya," ujarnya.
Dudy mengatakan transportasi online sudah menjadi ekosistem. Kebijakan tak hanya
berpengaruh bagi perusahaan dan driver ojol, tapi juga pengguna layanan hingga jutaan
UMKM.
Dalam diskusi itu, dia mendengar pertimbangan dari empat perusahaan transportasi online. Sebagian besar menggunakan potongan 20 persen untuk operasional perusahaan dan
pengembangan bisnis.
"Kita juga harus melihat bahwa ekosistem yang ada sekarang ini ini harus dijaga
keseimbangannya. Bagaimana caranya supaya pengemudi tetap stay, customer tetap stay, kemudian jaringan
ekosistemnya tetap berjalan dengan baik, ini penting," ujar Dudy.
Menjaga komisi Ojol di Level 20 persen untuk keberlanjutan ekosistem digital dan UMKM
Rabu, 21 Mei 2025 17:05 WIB 901

Pengendara ojek daring menunggu pesanan melalui telepon pintarnya di Salatiga, Jawa Tengah, Senin (28/4/2025). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho./tom.