Utang yang menggunung
Tentu saja yang ada di pusaran utama berkaitan dengan masalah ini adalah Keluarga Glazer. Tapi, Sir Jim Ratcliffe yang membeli 28 persen saham United pada akhir 2023 pun tak membuat keadaan menjadi lebih baik.
Financial Times pada 2 Maret, malah menyebut Ratcliffe mengatasi akar masalah yang salah, yang sebenarnya bermuara pada utang yang dihimpun United selama era Glazer, yang membeli United dari berutang kepada pihak ketiga.
Keadaan itu diperparah oleh cara klub ini dalam membeli pemain mahal tapi berkinerja di bawah ekspektasi, yang akhirnya mendevaluasi pemain-pemain itu.
Ketika klub harus melepas pemain-pemain ini demi mendatangkan pemain baru guna menaikkan performa klub, United menghadapi masalah.
Pemain-pemain mahal itu tak mampu dibeli klub-klub lain, dan saat bersamaan United tak boleh menurunkan harga pemain karena melanggar aturan Financial Fair Play.
Akhirnya mereka pun terpaksa melepas pemain-pemain berkinerja bagus tapi calon pembeli bersedia membelinya. Scott Mctominay dan Anthony Elanga adalah contoh-contoh pemain yang prospektif bagi United tapi terpaksa dilego dalam situasi ini.
Sebaliknya, pemain-pemain mahal tapi diinginkan klub-klub lain seperti Antony, Jadon Sancho dan Marcus Rasford dipinjamkan, demi meringankan pengeluaran gaji pemain.
Itu semua cuma bisa membantu meringankan beban keuangan klub, karena keuangan United terus memburuk dari waktu ke waktu, tak saja karena tak pernah lagi menjuarai liga tapi juga karena jarang lagi tampil di level puncak Liga Champions.
Selama ditangani Keluarga Glazer, United harus membayar bunga utang Rp63 miliar per bulan. Total selama era Glazer, United berutang 1 miliar pound (Rp21 triliun).
Utang yang menggunung ini telah membatasi manuver United di bursa transfer pemain dan juga dalam merehabilitasi infrastruktur-infrastruktur klub.
Melihat mismanajemen ini, penggemar United kembali menuding pemilik klub sebagai biang masalah.
Esok Minggu mereka akan mengenakan pakaian serba hitam di Old Traffrod ketika Bruno Fernandes cs menjamu Arsenal.
Jika penggemar melihat tim kesayangannya dibenamkan lagi oleh Arsenal, maka tekanan terhadap pemilik klub akan semakin hebat.
Sementara itu nun jauh di Qatar, Sheikh Jassim menunggu momen untuk menawar lagi Setan Merah. Mereka sudah berniat membeli United dengan uang tunai, bukan utang, bahkan berjanji melunasi semua utang United.
Keluarga Glazer jauh-jauh hari menyatakan tak akan menjual United. Namun ini tergantung kepada bagaimana performa United di lapangan.
Jika Amorim sukses mengulangi pencapaian Sir Alex dan Mourinho menjuarai Liga Europa pada 1991 dan 2017, maka nasib pemilik United bisa terselamatkan.
Tapi jika tidak, Setan Merah perlu mencoba pemilik baru yang lebih kuat agar terhindar dari prahara yang lebih besar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Prahara Manchester United lebih dari sekadar soal sepak bola