Struktur yang tidak jelas
Baik Sir Alex maupun Mourinho mengakhiri petualangan United dalam kompetisi level dua Eropa itu dengan predikat juara.
Amorim berkesempatan mengikuti jejak Sir Alex dan Mourinho, walau kondisi United yang dia hadapi jauh lebih buruk dari pada masa Sir Alex dan Mourinho.
Bukan saja terseok-seok di papan tengah, United era Amorim juga menghadapi masalah berat, di dalam dan di luar lapangan.
Mereka menghadapi krisis cedera pemain inti yang berkepanjangan, dan lebih gawat lagi mereka menghadapi masalah finansial dan manajerial yang akut.
Padahal Minggu (9/3) mereka menghadapi pertandingan berat melawan Arsenal.
Jika kalah dan saat bersamaan Everton serta West Ham United menang, maka Setan Merah terlempar jauh ke lima terbawah Liga Premier.
Itu akan sangat memalukan, walau hanya sementara.
Orang-orang bilang ini semua gara-gara Amorim terlalu keras kepala dan karena kualitas rendah pemain-pemain bintangnya.
Tapi, bukankah semua pendahulu Amorim adalah pelatih-pelatih keras kepala, dan bukankah para pelatih keras kepala yang malah lebih sering memenangkan trofi juara, tak hanya di level klub tapi juga level timnas?
Oleh karena itu, terlalu gampangan jika menyebut ini semua gara-gara Amorim.
Tidak pula karena kualitas pemain. Buktinya, hampir semua pemain United yang dijual atau dipinjamkan ke klub lain malah bersinar begitu mereka ganti kostum.
Ander Herrera, Chris Smalling, Paul Pogba, Jesse Lingard, dan kini, Scott Mctominay, Antony, Anthony Elanga, Jadon Sancho, Raphael Varane yang terpaksa pensiun di Como 1907 gara-gara cedera, Donny van de Beek, dan Marcus Rasford, semuanya bersinar kembali setelah tak lagi membela United.
Ini pasti ada faktor lain. Dan mantan bek tengah mereka, Raphael Varane, mengungkapkan kultur busuk di Manchester United kepada The Athletic pada pertengahan Februari 2025.
Atmosfer negatif itu justru berasal dari hirarki klub.
Menurut Varane, Manchester United tak memiliki struktur dan metodologi pasti mengenai bagaimana masalah harus ditangani. Dan itu termasuk cara merekrut pemain, cara bermain, dan cara berkomunikasi. Tak jelas siapa yang memerintah siapa.
"Tak ada prosedur, proses, dan struktur yang sama," kata Varane.
Varane tidak menyalahkan pemain atau pelatih. Sebaliknya, secara implisit dia menunjuk akar masalah United ada di pengelola klub, persis sering disebut banyak pengamat dan penggemar United.