PDAM Tirtanadi aktifkan kembali sumur bor tua di Kepulauan Perlis Langkat

Medan (ANTARA) - PDAM Tirtanadi mengaktifkan kembali sumur bor tua di Kepulauan Perlis, Kabupaten Langkat yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat setempat.

Direktur Utama PDAM Tirtanadi, Kabir Bedi di Medan, Minggu (22/8), mengaku lega, karena berhasil mengaktifkan kembali sumur bor tua yang selama ini tidak berfungsi, dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat di Kepulauan Perlis.

Baca juga: Dirut PDAM Tirtanadi sabet Top Ceo BUMD 2021

Sumur bor yang berhasil dioperasikan kembali tersebut merupakan peninggalan Kolonial Belanda yang sudah lama tidak berfungsi.

Ia mengatakan, dioperasikannya kembali sumur bor tersebut, setelah pihaknya mendapat arahan dari Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi agar masyarakat di Kepulauan Perlis Kabupaten Langkat dapat menikmati air bersih

"Alhamdulillah sumur bor tua itu masih jernih airnya dan masih bisa digunakan untuk masyarakat. Mudah - mudahan masyarakat di Kepulauan Perlis itu tercukupi kebutuhan air bersihnya dan dapat menjaga keberlangsungan sumur yang sudah aktif kembali itu, " katanya.

Kabir Bedi berharap setelah aktifnya kembali sumur bor itu, masyarakat di Kepulauan Perlis tidak lagi mengalami krisis air bersih, sehingga masyarakat dapat menjalani kehidupan dengan memakai air yang layak minum.

"Air ini kebutuhan yang tidak dapat tergantikan, untuk itu saya berharap masyarakat di Kepulauan Perlis dapat menikmati air bersih yang sudah layak minum dan secara bersama - sama menjaga keberlangsungan air dari sumur ini," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Perlis Junaidi Salin mengatakan masyarakat sangat berterima kasih kepada PDAM Tirtanadi yang telah berhasil mengaktifkan kembali sumur bor tua yang lama tidak berfungsi.

Junaidi berjanji akan menjaga keberlangsungan sumur yang telah aktif tersebut dengan merawat pompa, sehingga dapat digunakan dalam jangka panjang.

"Kami sangat bersyukur dengan aktifnya kembali sumur bor itu, karena beberapa tahun sumur ini tidak berfungsi, jadi kami terpaksa menggunakan air tadah hujan untuk keperluan sehari - hari," kata Junaidi Salin.