Medan (ANTARA) - Akademisi dari Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nomensen, Romindo Pasaribu, menilai langkah Wali Kota Medan memberikan stimulus bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sudah tepat sasaran.
"Salah satunya memaksimalkan UMKM di kelurahan. Artinya, pihak kelurahan maupun kecamatan saat menggelar kegiatan, makan dan minumnya harus dari UMKM di wilayah tersebut," kata Romindo di Medan, Selasa (29/6).
Ia mengatakan, upaya yang pro terhadap pelaku UMKM ini otomatis membawa dampak positif bagi pemulihan perekonomian, terutama bagi pemasaran produk yang cukup terdampak akibat pandemi COVID-19 dalam setahun terakhir.
Baca juga: Pendapatan koperasi pegawai Pemkot Medan naik 17 persen
Inovasi lainnya bagi pelaku UMKM, lanjut dia, yakni Wali Kota Medan Bobby Nasution menginstruksikan OPD terkait agar menyiapkan aplikasi membantu UMKM dalam memasarkan produk yang dihasilkan.
Aplikasi ini juga akan disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga menjadi familiar dan menarik minat untuk belanja secara daring yang sekaligus mendorong ke arah ekonomi digital.
Data terakhir Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan 2020 menyebutkan, total hampir 4.900 unit UMKM setempat terdiri dari tiga jenis usaha, yakni mikro, kecil, dan menengah yang tergantung jumlah aset dan omzet.
Pihaknya berharap agar Pemkot Medan semakin fokus memberikan pembinaan maupun pelatihan bagi pelaku UMKM, termasuk cara menjual hasil produk secara daring karena jangkauan pasarnya jauh lebih luas.
"Dengan penataan secara digital, saya yakin langkah Wali Kota ini bisa membantu pemulihan ekonomi. Apalagi dengan adanya bantuan kredit bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya," tutur Romindo.