Pemilik usaha kerajinan di Jalan Adi Sucipto Medan, Munawir, Kamis (29/4), mengatakan bahwa penjualan pernak-pernik miliknya hingga pekan ketiga Ramadhan mengalami peningkatan 60 persen dibandingkan tahun lalu.
Ia mengaku, penjualan pernak-pernik hasil produksinya mengalami kerugian hingga 80 persen dan nyaris gulung tikar saat pandemi di awal tahun 2020.
Baca juga: KPPU: Stok daging sapi dan ayam di Sumut mencukupi
Baca juga: KPPU: Stok daging sapi dan ayam di Sumut mencukupi
"Tahun ini udah lebih meningkat daripada tahun lalu. Perkiraan penjualan kita meningkat 60," katanya.
Pernak-pernik buatan Munawir beranekaragam bentuk, mulai dari bedug, ketupat, buah kurma, unta, lampion dan berbagai jenis lainnya yang terbuat dari styrofoam.
Pernak-pernik buatan Munawir beranekaragam bentuk, mulai dari bedug, ketupat, buah kurma, unta, lampion dan berbagai jenis lainnya yang terbuat dari styrofoam.
Harga pernak-pernik tersebut dibandrol mulai dari Rp5.000 hingga ratusan ribu rupiah. "Harganya tergantung ukuran dan modelnya," katanya.
Baca juga: Aktivitas layanan kargo di Kualanamu naik jelang Lebaran
Baca juga: Aktivitas layanan kargo di Kualanamu naik jelang Lebaran
Kerajinan tangan milik Munawir ini tidak hanya diburu oleh masyarakat Kota Medan saja, namun ada juga dari Aceh, Pekanbaru dan Batam.
"Banyak juga pesanan-pesanan dari luar Kota Medan, biasanya untuk perusahaan-perusahaan," katanya.