Jakarta (ANTARA) - Pada acara penyambutan tim nasional bulu tangkis Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin malam, Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainudin Amali menyampaikan permintaan maaf dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) kepada Indonesia atas insiden penarikan timnas dari All England 2021.
Menpora menyebutkan permintaan maaf tersebut tidak hanya ditujukan kepada timnas bulu tangkis, namun juga segenap masyarakat, pemerintah dan pihak terkait di Indonesia.
Baca juga: Kasus All England, Menpora suarakan reformasi organisasi dalam BWF
"Tadi pagi, Presiden BWF Poul Erik secara resmi meminta maaf kepada Menteri Luar Negeri, Menteri Pemuda dan Olahraga, PBSI, Presiden RI dan seluruh pihak terkait. Bagi BWF, Indonesia adalah negara besar untuk cabor (cabang olahraga) bulu tangkis, yang menjadi ikon kebanggaan bangsa di pentas dunia," tutur Menpora melalui sesi pernyataan pers virtual yang diikuti Antara di Jakarta, Senin.
Dalam surat resmi yang diterima Kemenpora, BWF menyadari telah melakukan kesalahan, dan bahwa kondisi pandemi memaksa tindakan yang tidak mengenakkan itu terjadi dan menimpa skuad Merah Putih.
BWF berkomitmen akan memperbaiki kesalahan dan melakukan persiapan lebih terukur agar kejadian serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.
"Poul (Presiden BWF) tahu bahwa bulu tangkis adalah olahraga kebanggaan Indonesia. Bahkan saat ia masih menjadi atlet, ia sempat merasakan kehangatan dan suasana pertemanan dengan atlet-atlet Indonesia," ungkap Menpora.
Menpora juga mengapresiasi kinerja Kementerian Luar Negeri RI serta jajaran Kedutaan Besar RI di London yang telah membantu proses diplomasi hingga pemulangan 24 atlet, pelatih dan ofisial PBSI dari Birmingham ke Tanah Air.
Kasus tersebut menjadi perhatian besar bagi pemerintah, mengingat bulu tangkis merupakan salah satu dari 14 cabor yang masuk dalam "grand design" olahraga nasional, sehingga pemerintah punya kepentingan untuk menyelesaikan masalah itu.
"Bulu tangkis adalah cabor yang kami sipakan untuk 'grand design' olahraga nasional, bahkan ada di urutan pertama dari 14 cabor unggulan. Itulah kenapa pemerintah sangat berkepentingan. Bahkan, Pak Presiden memberi arahan kepada kami agar (masalah All England) diselesaikan, dan timnas tidak boleh terlantar dan harus ditangani sebaik-baiknya," kata Menpora.