Medan (Antaranews Sumut) -Keberadaan perkebunan sawit di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara menjadi ancaman serius bagi kelangsungan Orangutan
" Perubahan tutupan lahan (land cover change) hutan menjadi tanaman sawit menyebabkan hilangnya sumber pakan dan berkurangnya luas jelajah satwa langka itu," ujar Ketua Forum Konservasi Orangutan Sumatera (Fokus) Kusnadi di Medan, Jumat.
Menurut dia, untuk menghindari punahnya Orangutan itu, perluasan perkebunan sawit harus dibatasi.
Pemerintah daerah, katanya diminta tidak lagi mengeluarkan izin baru.
Dia menyebutkan, luasan hutan yang dibuka di kawasan itu yang mencapai ribuan hektare seperti HGU PT Perkebunan Nusantara III Distrik Tapanuli Selatan yang mencapai 5.100 hektare.
Aktivitas "land clearing" kebun itu dimulai sekitar tahun 2010.
Selain itu ada perusahaan swasta dan juga perkebunan rakyat dalam skala kecil yang berada di.kawasan tersebut.
"Perubahan tutupan kawasan hutan, baik itu menjadi perkebunan ataupun industri akan sangat berpengaruh terhadap keberadaan populasi Orangutan,"katanya.
Dengan jadi perkebunan misalnya, tidak ada pohon-pohon yang selama menyediakan kebutuhan makanan Orangutan sehingga memaksa hewan itu berpindah ke areal lain.
"Makanya ada Orangutan yang hidup di kebun masyarakat,"ujar Kusnadi.
Baca juga: Diduga keletihan, puluhan pengunjung pameran periksakan kesehatan
Baca juga: Serikat Hijau Indonesia sesalkan APK merusak lingkungan
Dia menjelaskan, topografi di wilayah sekitar Batangtoru, sudah sangat terjal.
"Semakin tinggi, semakin sedikit pakan yang tersedia. Sementara di dataran rendah, ketersediaan pakan juga semakin berkurang,"katanya.
Kusnadi menyebutkan, kalau spesies endemik seperti Orangutan Tapanuli punah, negara juga akan merugi.
"Masyarakat Batangtoru sendiri dinilai sudah memiliki kearifan lingkungan yang baik karena jarang terdengar terjadi konflik Orangutan dengan warga. Hanya oramg luar atau pendatang yang biasanya diduga merusak,"katanya.
Perkebunan sawit ancaman bagi Orangutan Tapanuli Selatan
Sabtu, 24 November 2018 0:04 WIB 1615