Tanjungbalai (Antaranews Sumut) - Kepolisian resort Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara didesak mengusut motif penganiayaan aktivis mahasiswa penggiat lingkungan hidup Imam Saragih pada akhir 2017 di kawasan PT Halindo kecamatan Teluk Nibung.
Desakan itu disampaikan puluhan mahasiswa dan pemuda ketika menggelar unjuk rasa aksi solidaritas di Mapolres Kota Tanjungbalai dan gedung DPRD setempat, Selasa.
Dalam orasi Budi Arianto menyatakan, penganiyaan terhadap rekannya merupakan aksi premanisme dan kriminalitas untuk membungkam aktivis penggiat lingkungan yang peduli dampak negatif pembuangan limbah dikawasan padat penduduk.
"Kami mengapresiasi pihak kepolisian telah membekuk pelaku penganiayaan, akan tetapi kami meminta polisi untuk mengungkap motif dari peristiwa itu, apalagi sebelumnya korban tidak pernah mengenal palaku," ungkapnya.
Kaurbin Satreskim Iptu HJ Parapat mengatakan, pihaknya sudah menangkap terduga pelaku penganiayaan yaitu seorang pria berinisial "I" dan saat ini sudah ditipkan ke lembaga pemasyarakatan sebagai tahanan polisi.
"Terkait motif pemukulan belum diketahui pasti karena masih dalam tahap penyidikan. Akan tetapi, kami (penyidik) mendapat masukan dari keluarga pelaku bahwa pelaku mengalami gangguan kejiwaan," kata Iptu HJ Parapat.
Terpisah anggota DPRD Kota Tanjungbalai Tedy Erwin mengaku heran terhadap pernyataan polisi yang mengatakan pelaku diduga mengalami gangguan jiwa, karena menurut korban, saat kejadian pelaku datang berdua dengan temannya dan langsung melakukan penganiyaan terhadap korban.
"Sesuai keterangan korban, peristiwa pemukulan terhadapnya dilakukan oleh tersangka yang datang bersama temannya. Jadi tidak mungkin pelaku orang yang mrngalami gangguan jiwa", kata Tedy dihadapan mahasiswa yang berdelegasi ke gedung dewan.
Ketua Komisi A DPRD Antoni Darwin Nasution juga mendesak kepolisian yaitu penyidik bekerja ekstra dalam mengungkap motif penganiayaan terhadap korban.
"Penyidik harus bekerja profesional dalam mengungkap tabir dibalik kejadian ini. Dan sebaiknya adik-adik mahasiswa terus mengawal proses hukum ini," ujar Antoni Darwin Nasution.
Sesuai catatan, sebelum peristiwa pemukulan terjadi sejumlah aktivis mahasiswa termasuk korban aktif menyoroti persoalan limbah dan perizinan PT.Halindo di kevamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai. ***2***
(T.KR-YWK/B/M019/M019) 09-01-2018 14:55:48
Polisi diminta usut penganiayaan aktivis mahasiswa
Selasa, 9 Januari 2018 16:35 WIB 2480
Kami mengapresiasi pihak kepolisian telah membekuk pelaku penganiayaan, akan tetapi kami meminta polisi untuk mengungkap motif dari peristiwa itu, apalagi sebelumnya korban tidak pernah mengenal palaku