Rantauprapat, 3/11 (Antarasumut) - Bupati Labuhanbatu Pangonal Harahap mengatakan konversi BBM kepada penggunaan BBG bagi nelayan sangat menguntungkan, karena mengurangi biaya operasional nelayan.
"Jika dibandingkan dengan menggunakan BBM, juga ketersediaan BBG sudah terjamin sampai ke desa sehingga akan memudahkan nelayan dalam memperoleh bahan bakar gas," kata Pangonal Harahap, Jumat di Rantauprapat.
Pangonal menyampaikan, Kabupaten Labuhanbatu masih mengharapkan program-program serupa untuk kesejahteraan masyarakat diantaranya konversi bahan bakar. Menurutnya, hampir 80 persen nelayan tradisional masih menggunakan solar, terutama nelayan yang berada di Kecamatan Panai Hilir dan belum tersentuh program ini.
Pemerintah saat ini masih memfokuskan kepada mesin berbahan bakar premium, namun kedepannya kapal berbahan bakar solar diharapkan dapat terbantu.
Dia menjelaskan, persyaratan penerima manfaat yakni, nelayan yang memiliki kapal dibawah 5 GT (Gross Tone), memiliki mesin dibawah 13 PK, memakai bahan bakar mesin, menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan serta belum pernah menerima bantuan sejenis.
"Kita mengharapkan nelayan tradisional dapat memanfaatkan program ini dan ketersediaan BBG tidak langka," katanya.
Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu dalam penyerahan program konversi BBM-BBG sebanyak 169 dari Pertamina ke nelayan mengatakan, program ini merupakan kebijakan energi nasional untuk mewujudkan ketahanan energi, diantaranya program konversi BBM-BBG yang mendukung diversifikasi energi untuk masyarakat.
Program tersebut memberikan solusi penyediaan energi alternatif yang ramah lingkungan dan sudah familiar di masyarakat.
Dia menilai, konversi ini turut menyelamatkan lingkungan dengan menekan emisi gas karbon monoksida/gas buang dan juga mengurangi kerusakan terumbuh karang akibat tumpahan minyak.
"Program ini merupakan upaya pemerintah dengan diversifikasi energi, yakni menyediakan alternatif energi yang dapat di gunakan," katanya.