Medan, 3/6 (Antarasumut)- Penetapan harga eceran tertinggi pada beberapa jenis bahan pokok seperti gula pasir oleh pemerintah dinilai berhasil menekan angka inflasi menjelang dan pada Ramadhan.
"Meski ada inflasi di sejumlah daerah tetapi kecil dan cenderung dampak kenaikan tarif listrik, cabai merah dan khususnya bawang putih yang naik tajam," ujar pengamat ekonomi Sumatera Utara Wahyu Ario Pratomo di Medan, Jumat.
Dia memberi contoh di Sumut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Mei hanya 0,07 persen, padahal saat itu sudah memasuki bulan Ramadhan.
Melihat kondisi itu, kata dia, pemerintah dinilai perlu melakukan berbagai kebijakan lain untuk menekan harga berbagai komoditas dan faktor lain penyebab inflasi.
Namun diharapkan, kebijakan menekan harga bahan pokok itu tetap dengan melindungi petani.
"Jangan sampai harga jual komoditas di bawah biaya produksi dan tidak memberi keuntungan kepada petani,"katanya.
Menurut Wahyu yang juga dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu, dari komoditas yakni daging beku, gula dan minyak goreng, yang paling memberi sumbangan besar dalam menekan inflasi adalah HET gula.
Alasan dia, biasanya harga gula yang paling melonjak tajam saat mendekati Ramadhan.
"Kalau tidak ada HET, harga gula bisa mencapai Rp17.000 per kg seperti yang pernah terjadi," katanya.
Menurut Wahyu, selain penetapan HET, langkah dan tindakan pemerintah untuk memangkas mata rantai perdagangan dan memberi tindakan tegas kepada spekulan juga dinilai tepat.
"Pemerintah memang harus hadir di tengah masyarakat,"katanya.
Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi mengatakan, pada Mei 2017, dari empat kota yang dijadikan indeks harga konsumen di Sumut, hanya dua daerah yang mengalami inflasi yakni Sibolga sebesar 0,39 persen dan Medan 0,08 persen.
Sedangkan Kota Pematangsiantar dan Padangsidempuan mengalami deflasi sebesar 0,01 persen dan 0,09 persen.
"Dengan kondisi itu, Sumut pada Mei hanya mengalami inflasi sebesar 0,07 persen," katanya.
Inflasi di Medan, terjadi karena adanya peningkatan harga kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,46 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,30 persen, kesehatan 0,26 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,17 persen.
Komoditas utama penyumbang inflasi selama bulan Mei 2017 di Medan antara lain cabai merah, bawang putih, nasi dengan lauk, angkutan udara, tomat dan dan tarif listrik.
Pengamat: Penetapan Het Bahan Pokok Tekan Inflasi
Jumat, 2 Juni 2017 16:44 WIB 10362