Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Dr Arifin Saleh menyebutkan kemenangan Partai Golkar di Sumatera Utara tidak lepas kerja keras dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumut, Musa Rajekshah

“Pak Ijeck (sapaan akrab) tentu saja memiliki peran sangat besar. Kenapa? Beliau mampu menghidupkan mesin partai dan dinamis partai hingga tiap-tiap bidang organisasi dapat bekerja sesuai tugas dan fungsinya. Beliau saya lihat juga mampu menjaga harmoni dan keseimbangan,” ujar Arifin di Medan, Kamis.

Arifin yang juga merupakan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMSU mengemukakan, sejak Ijeck memimpin Golkar, boleh dikatakan hampir tidak ada kericuhan yang berarti di internal partai.

“Memang, kita tahu, sempat muncul perbedaan-perbedaan pendapat, tapi saya kira dinamika seperti ini wajar dalam politik,” katanya.

Musa Rajekshah menjadi nakhoda Partai Golkar Sumut pada 6 November 2020. Ia terpilih secara aklamasi untuk memimpin Golkar Sumut periode 2020-2025. Saat itu, Ijeck masih menjabat Wakil Gubernur Sumut. Satu amanah yang tidak main-main, dan sudah barang tentu, berat. Ijeck memimpin Partai Golkar yang baru saja “terpuruk”.

Arifin melihat Partai Golkar dan kader-kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck. Pilihan terbaik dari kader-kader terbaik partai berlambang beringin. 

“Pak Ijeck punya pengalaman keorganisasian yang panjang. Dengan kata lain sudah matang. Selain itu, beliau juga punya modal finansial, mapan secara materi untuk menghidupkan mesin partai. Ini saya kira sangat penting, ya. Apalagi dalam kontestan pemilu butuh biaya yang sangat besar,” ujarnya.

Senada diutarakan oleh Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut  Rholand Muary. Ia menyebutkan kemenangan Partai Golkar juga tidak terlepas dari upaya cerdas menyasar kelompok pemilih muda. 

Menurutnya, Ijeck cermat menempatkan isu-isu yang popular di kalangan anak muda dan memberi ruang kepada mereka untuk berekspresi, termasuk mempromosikan produk-produk UMKM yang mereka kelola dan jalankan. 

Dari sisi politik, keberadaan Apalagi Golkar Institut yang mewadahi anak-anak muda untuk belajar politik makin menguatkan akar partai.

"Faktor kedua, Partai Golkar punya calon-calon legislatif yang berpengalaman dan populer pula. Ketiga efek ekor jas pencalonan Prabowo Subiyanto dan Gibran Rakabuming Raka. Ini saya lihat juga memberi pengaruh signifikan pada  peningkatan perolehan suara Partai Golkar. Melihat dari sejarah. Ada banyak tokoh-tokoh yang lahir dari partai ini, termasuk Prabowo yang dulu sempat masuk dalam bursa Calon Presiden hasil konvensi Partai Golkar sebelum mendirikan Gerindra," katanya.

Nama Prabowo, sebut Rholamd Muary, tak asing bagi pemilih loyalitas Partai Golkar. Situasi yang jelas akan berbeda dibandingkan seandainya nama calon presiden yang diusung adalah Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo.

"Awalnya kita tahu Partai Golkar mewacanakan untuk mendukung Ketua Umum mereka, Airlangga Hartarto. Namun dinamika politik berubah dan syukurnya,  Partai Golkar cepat beradaptasi dan kemudian mengambil keputusan tepat," ujarnya.

 

Pewarta: M. Sahbainy Nasution

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024