Legenda senam Sumatera Utara Afrina Siahaan mengatakan atlet senam daerah itu yang saat ini dipersiapkan untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 butuh peralatan yang standar sehingga proses latihan yang dijalani bisa lebih maksimal.

"Kalau mau juara, kasih alat yang standar pertandingan. Sekarang ini gak layak pakai. Matras aja khusus bela diri yang dipakai, bukan senam. Kalau saya dulu latihan di Pelatnas terus, jadi atlet bagus," katanya di Medan, Jumat.

Mantan pesenam terbaik Sumut yang lahir di Medan, 29 April 1982 ini mengkoleksi 10 emas PON.

Ia menuturkan, untuk menjadikan seorang atlet yang berprestasi, memang tidak terlepas dari sarana dan prasaran ayang memadai. Meski dibalik itu semua yang utama adalah semangat dan motivasi si atlet itu sendiri.

"Motivasi dan sarana latihan kalau bisa seimbang. Kalau itu sudah terpenuhi, tentunya tidak mustahil akan lahir pesenam yang berkualitas dan mampu membawa harum nama daerah, terutama di PON nanti," katanya.

Prestasi Afrina semasa aktif menjadi atlet memang luar biasa. Bahkan saat duduk di bangku kelas 5 SD, Afrina sudah menghabisi masa mudanya di Pelatnas.

Untuk urusan PON, Afrina sudah memulai koleksi emas saat PON 1993 dengan raihan 1 emas 1 perak dan 1 perunggu. Berlanjut PON 1996 dapat 3 emas dan 1 perak, PON 2000 3 emas dan 1 perunggu dan menutup karir di PON 2004 dengan 3 emas.

"Saya menutup karir 2005 saat persiapan Turki Open karena cedera lutut. Cita-cita saya ingin punya prestasi tinggi. Saya juga mau angkat harkat martabat keluarga saya dengan jadi orang sukses. Tidak ada yang sia-sia jika kita mau," katanya.

Bicara bonus, Afrina menilai uang saku dulu tak sebanyak sekarang.

"Uang saku untuk penyemangat. Kalau dulu dapatnya tidak sebanyak sekarang. Dulu ada tak ada uang, tetap berprestasi. Kami gak mikirkan uang saku. Segalanya bukan uang," katanya.

Pewarta: Juraidi

Editor : Michael Teguh Adiputra S


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024